Mohon tunggu...
Ella Wargadinata
Ella Wargadinata Mohon Tunggu... Dosen - Dosen yang memiliki ketertarikan di bidang kehidupan sosial masyarakat

Life is really simple, but people insist on making it complicated

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ikatan Cinta", Mengapa Digdaya?

20 Februari 2021   10:40 Diperbarui: 20 Februari 2021   11:05 1500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

.........disapa di Plaza Indonesia oleh Ibu-ibu yang menenteng tas LV dan Hermes,.menjadi  indikator kuat bahwa IC telah menembus segmen pasar kelas A+......

Raihan rating dan TV share Sinetron Ikatan Cinta (IC) menorehkan rekor-rekor mengagumkan dalam sejarah pesinetronan Indonesia. Sukses ini membawa ketercengangan sekaligus menarik untuk diulik agak sedikit  serius.

Kehebatan IC tercatat sebagai berikut: pertama, hanya butuh lima hari bagi IC untuk menggeser sinetron Anak Jalanan dan sampai tulisan ini dibuat, IC bertengger di puncak sinetron nomor satu sejak penayangan perdana 19 oktober 2020 (tribunsumsel.com,25/10/2020).

Kedua  bukan hanya soal urutan yang membuat IC mengejutkan, IC mencapai raihan rating dan share audience yang tidak pernah dicapai sinetron apapun di Indonesia. IC leading jauh di depan meninggalkan competitor lainnya. Hanya butuh 49 episode bagi  IC untuk menembus rating dua digit, pada 22 November, IC  membukukan rekor dengan mencetak angka 10,1 dengan share 35,9.

Ketiga, Rating IC terus melesat, pada episode 94-95 tayang 26 Desember 2020, rating IC tercatat 12,6/44,3 menumbangkan rekor Cinta Fitri episode 150   yang telah bertahan selama 11 (tabloidbintang.com,28/12/2020).

Keempat, trend kenaikan IC berlanjut terus, rating IC makin menjulang dan menembus angka 14,2/48,6 pada episode 150-151 yang tayang 3 Februari 2021 (Jurnal Soreang, PR 4/2/2021). Bahkan audience share IC menembus angka 50,1 pada episode tayang 8 Februari 2021[1]. 

Hasil perhitungan yang dilakukan oleh Nielsen memang menggunakan metode sampling dengan memasang panel people meter pada setiap televisi di 2.273 rumah tangga di 11 kota besar di Indonesia (Juniman, 23/09/2017)[2]. 

Lupakan dulu masalah representativeness sample dalam ilmu statistic, bila metode sampling Nielsen valid dan reliable, maka sample Nielsen dianggap mewakili populasi seluruh pemilik TV di Indonesia. 

Bahasa sederhananya diterjemahkan sebagai berikut: bila penduduk usia 15 tahun ke atas dengan jumlah 129,5 juta[3] sedang menonton TV pada saat IC tayang, diprediksi 65 juta-an orang menonton IC. Dan angka ini akan jauh lebih besar karena bocah di bawah 15 tahun juga ikutan nonton. Angka yang mengejutkan bagi sebuah tayangan sinetron.

 Kelima, melihat trend dan cerita yang masih jauh dari titik klimaks. IC setidaknya masih hutang dua plot besar, yakni: reaksi Mama Rossa apabila tahu Andin dihukum atas pembunuhan Roy, anak kesayangannya. Serta, bagaimana Aldebaran cs bisa menuju ke Elsa yang sudah diketahui penonton sebagai pembunuh Roy.

 AAdIC, Ada Apa dengan Ikatan Cinta? Betulkah pandemi membuat penonton TV menjadi terpaku pada sinetron ini? Wait a minute,  bukankah selama pandemi, banyak sinetron tetap wara wiri di berbagai chanel TV? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun