Mohon tunggu...
Elizabeth STTSilaban
Elizabeth STTSilaban Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

"Love what you do" If you can not do what you love, just love what you do.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perekonomian Indonesia sudah berlandaskan Pancasila?

10 November 2020   17:58 Diperbarui: 11 November 2020   07:49 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa perekonomian sering kali menjadi masalah dalam bangsa ini? Bagaimana kaitannya dengan generasi millenial yang kerap kali disebut sebagai penerus bangsa? Dan apa hubungannya perekonomian dengan ideologi Pancasila?

Millennial generation atau generasi Y pasti sudah sangat akrab terdengar di telinga kita. Istilah generasi millennial berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Howe dan Strauss (2000) menyebutkan bahwa Generasi Y sebagai pembawa era revolusi dalam organisasi  karena sifat mereka yang optimis, dapat bekerja sama di dalam tim, menghormati  pihak otoritas dan mematuhi peraturan. Generasi Y tumbuh dalam era globalisasi  yang memungkinkan mereka untuk mengakses setiap informasi secara cepat dan praktis. Di samping itu Lyons (2004) berpendapat bahwa generasi millennial merupakan generasi yang secara orientasi pemikiran selalu bergerak out of the box dan over confidence terhadap hal-hal yang baru. Namun pada kenyataannya kerap kali konsepsi mengenai pola menjalani kehidupan, generasi ini cenderung ekstrem dan anti-mainstream dalam berpikir dan bertingkah laku. Dalam penelitian yang dilakukan oleh The Intelligence Group3, generasi ini cenderung menolak tradisi kuno, lebih mementingkan pemikirannya sendiri atas dalih inovasi, kritis, dan jiwa percaya diri serta keberanian yang dimiliki. Jika ini dibiarkan, maka generasi millennial akan terus bergerak pada pemikiran sendiri yang lama kelamaan akan membuat hilangnya toleransi terhadap kepentingan bersama. Oleh sebab itu, disinilah pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara menjadi landasan kehidupan bagi setiap generasi khususnya generasi millennial.

Pancasila mengandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan yang merupakan orientasi utama bagi generasi millennial untuk lebih jauh mengenal hakikat sebagai seorang manusia. Generasi millenial dalam pola kehidupan harus menerapkan ideologi Pancasila baik pada diri sendiri maupun di dalam lingkungan sekitar. Selain itu generasi millenial juga perlu memahami bagaimana sistem perekonomian bangsa Indonesia yang berbasis kepada Pancasila. Mengapa sistem perekonomian bangsa Indonesia perlu dipahami khususnya bagi generasi millennial? Tentunya karena sikap generasi ini yang kritis serta berani, apabila tidak diproteksi dengan hal-hal mendasar seperti ideologi Pancasila, maka kemungkinan generasi ini dapat memiliki perspektif negatif terhadap perekonomian Indonesia. Selain itu, generasi millennial perlu memahami perekonomian bangsa Indonesia agar apabila suatu ketika generasi ini berperan didalamnya, tidak menyalahgunakan ketentuan dan peraturan yang ada.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan landasan dasar bagi bangsa Indonesia dalam hal apa pun itu. Jika dikaitkan dengan perekonomian, maka perekonomian harus memiliki landasan etis dan pertanggungjawaban kepada Tuhan. Perekonomian yang berlandaskan Pancasila digagas dan dibangun berdasarkan pertimbangan moral dan etika religius. Dengan demikian, perekonomian meniscayakan nilai-nilai kebaikan dan kedermawanan, serta hukum sipil yang tegak untuk menindak ketidakadilan.

Sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Bagi bangsa Indonesia yang berlandaskan ideologi Pancasila, pembangunan ekonomi tidak sebatas mengejar prestasi atau penilaian secara materi. Namun kerap kali masih ditemukan kemiskinan dan kesenjangan sosal ada pada bangsa ini. Disinilah peran aktif generasi millennial mampu memecahkan hal ini. Generasi millennial yang nantinya menjadi penerus bangsa harus mendongkrak masalah kemiskinan dan kesenjangan sosial untuk keadilan dan kemajuan peradaban bangsa dalam dimensi kemanusian. Prinsip memanusiakan manusia menjadi landasan dalam bertindak.

Sila ketiga, persatuan Indonesia. Perekonomian berdasarkan ideologi Pancasila digagas untuk mempersatukan bangsa. Apabila kemudian kebijakan ekonomi, justru memudarkan semangat persatuan bangsa maka kebijakan tersebut pastilah bukan bercorak dan bercirikan ideologi Pancasila. Pada kenyataannya, sering kali terjadi perpecahan karena perspektif yang berbeda-beda baik dari masyarakat, pemerintah maupun pejabat-pejabat tinggi lainnya. Perekonomian yang tidak merata sering menjadi persoalan. Oleh sebab itu, generasi millenial perlu memahami sistem kerja perekonomian bangsa Indonesia dan selalu mengevaluasi kebijakan menjadi lebih baik agar sila ketiga ini dapat terwujud nyata dalam perekonomian Indonesia.

Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila ini menekankan mekanisme kerja perekonomian yang mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan individu atau golongan. Cara perwujudannya adalah memberikan akses yang besar kepada masyarakat terhadap kebutuhan dasarnya. Selain itu, sila ini juga menekankan demokrasi ekonomi di mana dalam sistem ekonomi yang menjamin demokrasi ekonomi, setiap warga memiliki hak atas pekerjaan dan penghidupan layak (pasal 27 UUD 1945). Dengan kata lain, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak tidak hanya berlaku bagi golongan-golongan tertentu. Namun pada kenyataannya, hal ini belum terealisasi dengan baik. Generasi millennial sebagai penerus bangsa perlu memahami hal ini dengan baik dan mampu merealisasikannya di kemudian hari.

Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila ini merupakan hasil dari sila pertama sampai dengan sila keempat. Apabila tahapan-tahapan sila pertama s.d sila keempat sudah terealisasi dengan baik maka akan tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun