Mohon tunggu...
Elistsania Jannatin
Elistsania Jannatin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat Membaca

chimi chimi kochi kochi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menghilangkan Stres di Masa Pandemi dengan Bercocok Tanam di Pekarangan Rumah

8 Desember 2021   22:32 Diperbarui: 8 Desember 2021   22:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menurut Ida Syamsu Roida (2014) Pertanian adalah sektor yang sangatlah penting bagi penduduk di Indonesia.Sektor pertanian merupakan sumber penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Para petani biasanya menggunakan tanah untuk media. 

Bertanam merupakan salah satu cara melarikan diri dari rasa bosan bagi beberapa individu. Bertanam dapat menciptakan hormon dopamin yang mengakibatkan adanyarasa gembira dalam diri ketika melakukan aktifitas tertentu.  Melalui bercocok tanam sejatinya dapat menciptakan sebuah karakter yang naturalis. 

Karakter yang terbentuk akibat interaksi manusia kepada sesama makhluk hidup, baik kepada sesama manusia,hewan, maupun tumbuhan. Karakter naturalis seperti rasa untuk menjaga dan merawat tumbuhan  yang kita tanam agar tidak terjangkit virus-virus tanaman, dapat tumbuh besar dan sehat dengan baik, sehingga menghasilkan buah atau sayuran yang berkulitas dan rasanya nikmat. 

Di era pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini, tidak jarang masyarakat merasakan rasa bosan berkepanjangan hingga menciptakan rasa stres. Stres yang tercipta terjadi akibat dibatasinya interaksi kepada masyarakat sehingga mengpasifkan interaksi komunikasi secara langsung. 

Dengan adanya pandemi ini semua interaksi yang dahulu sangat wajar kita lakukan seperti duduk-duduk santai bersama teman, sekarang berpikir dua kali untuk melakukannya. Interaksi yang mengalami perubahan tersebutlah faktor terciptakan rasa jenuh yang telah berlangsung selama hampir dua tahun ini.

Aktivitas selama pandemi yang sebagian besar dilakukan di dalam rumah membuat masyarakat berusaha memaksimalkan waktunya dengan baik dan tetap produktif. Salah satu upaya dalam meningkatkan produktivitas serta menghilangkan rasa jenuh adalah  dengan bercocok tanam yang di perkarangan rumah. 

Bercocok tanam yang paling cocok dilakukan di perkarangan rumah adalah menanam cabai, kentang, terong, bunga-bunga, dan lain sebagainya. Tumbuhan-tumbuhan tersebut tidak memakan banyak lahan untuk bertanam. Seperti kentang yang dapat di tanam pada media pot yang besar.

 Menanam tanaman yang mengasilkan bahan dasar pangan menjadi pilihan yang paling sering pilih oleh orang-orang. Mencoba mengasilkan bahan sadar pangan dari apa yang kita tanam memiliki esensi istimewa tersendiri. Walaupun jika dihitung  usaha dan biaya dalam bertanam tentunya akan lebih mahal dan melelahkan daripada langsung membeli ke toko sayuran.  

Namun, banyak manfaat dari kita menanam bahan pangan sendiri. Kita terlatih untuk tidak merasa jiji dengan tanah, rasa senang yang tercipta saat bercocok tanam, dan melatih kesabaran karena harus menunggu beberapa bulan untuk tanaman tersebut siap panen. Manfaat lainnya juga bercocok tanam dapat memenuhi pangan kita sendiri, pemandangan perkarangan rumah menjadi  indah, dan kualitas sayuran yang kita makan jelas.

Pangan merupakan kebutuhan penting  manusia yang diperlukan pemenuhannya  untuk syarat keberlangsungan hidup  sehat, aktif dan produktif. Menurut Sawit dan Ariani (1997)  dalam Puwatini (2000), ketahanan  pangan dapat ditentukan oleh akses fisik,  kemampuan ekonomi, ketersediaan, dan  akses terhadap pangan baik dari dari hasil  membeli atau produksi.

Menurut Thomas  Malthus dalam Theory of Population  (1803), jumlah manusia akan meningkat  secara eksponensial, sehingga  menyebabkan peningkatan kebutuhan  akan persediaan pangan secara  aritmatika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun