Mohon tunggu...
listiani
listiani Mohon Tunggu... Jurnalis - bukan penulis

Pecinta stroberi dan senja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trend Nikah Muda, Sekadar Ikut-ikutan Atau Memang Sudah Siap?

6 September 2019   14:33 Diperbarui: 6 September 2019   14:39 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nikah muda..

Sepertinya sedang jadi trend saat ini. Banyak muda -- mudi yg menikah diusia 18 sampai 23 tahun. Saya yg saat ini berusia 24 tahun pun, sebenarnya terlintas untuk menikah muda. Tetapi sepertinya Sang Khalik belum mengizinkannya. Alasan saya ingin menikah muda,  karena banyak teman-teman saya yg sudah menikah diusai 18 sampai 23 tahun. sebentar, saya ingin menikah muda hanya karna banyak teman saya yg sudah menikah, apakah itu suatu keinginan yg benar-benar tulus ? atau keinginan yg muncul karena takut tersaingi dan merasa iri ? sementara pernikahan itu sendiri adalah hal yg sakral yg tidak bisa dilaksanakan hanya karna merasa takut tersaingi dan merasa iri. Ada banyak hal yg harus dipersiapkan untuk melakukan pernikahan. Selain materi, persiapan mental lah yg paling penting. Nggak mau kan pernikahannya hancur karena sifat kita sendiri yg masih kekanak-kanakan ? aahh rasanya rumit ya jika membayangkan pernikahan.

Tidak bermaksud untuk membuka aib teman, tapi beberapa teman saya yg sudah menikah diusia muda, rumah tangga mereka justru terlihat tidak harmonis. Kesiapan mental yg belum terlalu matang, membuat mereka masih suka mengeluh atau bahkan menceritakan permasalahan rumah tangga mereka di sosial media. Padahal mengeluh di sosial media tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru seolah permasalahan rumah tangga mereka adalah konsumsi public. Saya yg membaca postingan-postingan berisi keluhan itu, merasa canggung. Terlintas dalam pikiran saya, lebih baik saya sedikit telat menikah dari pada saya menikah muda, tetapi saya menjadi seperti mereka.

Ironisnya  orang tua yang tinggalnya di desa,  sepertinya lebih  malu jika anaknya telat menikah, mereka lebih memilih anaknya MBA. saya yang sampai saat ini belum menikah,mulai mengalami tekanan  yang cukup mengaggu dan pastinya bikin hati berasa teriris. orang tua mulai mendesak saya untuk segera menikah. teruntuk orang tua yang memiliki anak gadis sudah berusia 20 sampai 30, tapi mereka belum menikah,please jangan terus mendesak,jangan terus mengintimidasi. karena kalian adalah satu-satunya yang menjadi tempat berlindung mereka. meskipun saya belum menjadi orang tua, tapi setidaknya jadilah orang tua yang menjadi tempat berlindung anak kalian, bukan jadi orang yang menghakimi.

Saat ini, saya sendiri sudah mempunyai kekasih, tetapi kekasih saya sepertinya belum siap untuk menjalani kehidupan berumah tangga... :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun