Mohon tunggu...
Elis Rahmawati
Elis Rahmawati Mohon Tunggu... Lainnya - Happiness can be found even in the darkest of time, if one only remembers to turn on the light (Albus Dumbledore)

"For everyone that's lost, afraid, hurt or confused, it's okay. we all are. it'll take time, but we'll be okay" -JaeDay6

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Dampak Psikososial dari Pandemi COVID-19

12 Mei 2020   11:38 Diperbarui: 12 Mei 2020   13:03 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semoga Badai Cepat Berlalu dan Bersiap untuk Melukis Pelangi Baru yang Lebih Indah

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.

Pandemi COVID-19 yang sekarang sudah menimpah hampir seluruh negara di dunia dan termasuk Indonesia memilki dampak yang kompleks pada beberapa sektor kehidupan manusia, mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, hingga aktivitas ibadah di masyarakat. Dampak yang ditimbulkan tidak hanya dari segi fisik namun juga psikis. Perubahan yang terjadi menyebabkan sebagaian orang sulit bertahan dan tidak dapat beradaptasi dengan keadaan, permasalahan sosial pun mulai bermunculan di masyarakat. Kehilang pekerjaan, suasana yang berbeda dan rasa tidak aman akan menjadi salah satu faktor permasalahan sosial yang dihadapi saat ini.

Selan itu hal tersebut di perparah karena persoalan ekonomi yang merupakan dampak paling dirasakan di luar penyakit yang diderita oleh mereka yang terjangkit Covid-19.  Persoalan ekonomi, dapat menimbulkan persoalan lanjutan lainnya seperti tindakan apatis, tindakan irasional, dan tindakan kriminal. Sebagian orang bahkan terpaksa melakukan kejahatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, miris memang ketika kita harus menerima kenyataan bahwa masyarakat  melakukan hal seperti itu seolah tidak ada peran pemenintah yang meringankan beban mereka. Indonesia yang saat ini memiliki kelompok miskin yang jumlahnya mencapai 24,79 juta jiwa menjadi kelompok yang akan paling mengalami tekanan, selain itu menurut lembaga riset SMERU, dengan asumsi risiko terburuk, jumlah yang menjadi miskin bisa bertambah sebesar 8,5 juta sehingga totalnya menjadi 33,24 juta.

Sudah banyak terdengar kasus dimana masyarakat terlantar dengan kelaparan, kehilangan penghasilan, hingga aksi bunuh diri yang dilakukan oleh para karyawan yang terpaksa harus di PHK dari pabrik – pabrik dan perusahaanya. Persoalan ekonomi memberikan dampak yang luas pada masyarakat, bahaya lain yang kemungkinan akan dirasakan setiap orang akibat musibah ini adalah terganggunya kesehatan mental seperti stres dan stres psikososial. Stres adalah reaksi tubuh ketika seseorang menghadapi tekanan, ancaman, atau suatu perubahan. Seseorang biasanya mengalami stres ketika tuntutan yang diberikan padanya lebih besar dari kemampuannya untuk mengatasinya. Stres merupakan reaksi yang sepenuhnya wajar dialami semua orang dari waktu ke waktu ketika dihadapkan pada situasi yang membuat mereka merasa tertekan.

Stres Psikososial adalah kondisi ketika seseorang merasakan ada ancaman sosial dan merasa optimistis tidak dapat memecahkan masalah yang terjadi. Dokter spesialis kejiwaan, DR. dr. Nurmiati Amir, SpKJ menjelaskan stres psikososial terjadi ketika suatu peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpaksa beradaptasi kembali untuk menyeimbangkan hidupnya. Kedua kondisi tersebut memerlukan dukungan dan pendampingan agar dapat mencegah terjadinya masalah kesehatan mental dan melindungi kesejahteraan psikososial masyarakat. Melindungi, mencegah dan mendorong kesehatan mental membutuhkan peran praktik seorang profesional, salah satu diantaranya adalah pekerja sosial.

Dalam kondisi saat ini seorang pekerja sosial dapat melaksanakan tugasnya dengan menjadi pendamping yang melindungi, mencegah dan mendorong kesehatan mental masyarakat, seorang pekerja sosial melaksanakan pendampingan dengan tujuan untuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan mental, meningkatkan kualitas hidup dan mengembalikan fungsi sosial masyarakat, sehingga masyarakat dapat berperan aktif kembali. Pelayanan pendampingan ini berfokus untuk mendorong masyarakat untuk kembali kehidupan sehari – hari dan membantu memfokuskan pada harapan dan rencana masa depan setelah musibah ini berakhir.

Ditengah pandemik yang mengharuskan kita untuk tetap dirumah membuat para pekerja sosial harus dapat memanfaatkan media daring sebagai sarana untuk terhubung dengan masyarakat yang membutuhkan bantuannya. Sebelum melakukan pelayanan pendampingan, seorang pekerja sosial harus paham mengenai gejala perilaku klien agar dapat melakukan tindakan yang sesuai, dan berikut gejala perilaku klien yang harus di perhatikan pekerja sosial :

  • Menarik diri atau menghentikan kegiatan yang tadinya diminati dan dinikmati
  • Tidur dan makan terlau bayak, atau terlalu sedikit
  • Merasa tidak ada lagi urusan yang penting
  • Tampilan emosi yang tidak biasa
  • Kebingungan
  • Hilang konsentrasi
  • Berpikir untuk mencederai diri sendiri, atau orang lain
  • Halusinasi dan delusi

Bentuk tindakan yang akan dilakukan pekerja sosial untuk mengatasi gejala diatas  adalah dengan cara :

  • Intervensi Psikosial
  • Dukungan konseling
  • Yang berupaya untuk membantu mengungkapkan cerita dan perasaan mereka rasakan, memberi kesempatan untuk merenungkan kejadian dan merencanakan masa depan, dan membantu menggali dan memilih jalan keluar yang perlu dilakukan.
  • Melakukan advokasi atau rujukan.

Seorang pekerja sosial dalam melaksanakan praktik pelayanan pendampingan ini tetap harus mengedepankan etika pekerja sosial, prinsip kerahasiaan dan privasi klien. Dalam hal ini semua pihak yang terlibat dalam penanganan COVID-19 ini akan sangat berperan bagi masyarakat, pemerintah mengatur kebijakan, tenaga medis berjuang memberikan upaya terbaiknya, para relawan di garda terdepan, para pekerja sosial yang juga berjuang agar masyarakat tetap merasakan kesejahteraan dan yang paling penting adalah peran masyarakatnya itu sendiri, masyarakat harus dapat melakukan upaya terbaiknya dengan tetap mematuhi kebijakan pemeritah untuk menghentikan penyebaran virus ini dan agar semua masalah yang sedang kita hadapi ini  cepat berakhir. Semoga badai ini cepat berlalu dan kita semua bersiap  untuk melukis pelangi baru yang lebih indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun