Mohon tunggu...
Elis Parlisa Rahmawati
Elis Parlisa Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak angkatan ke -7 Kab. Indramayu

Bekerja di SMP NEGERI 2 HAURGEULIS Menyukai hal-hal baru, suka bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

4 Desember 2022   14:12 Diperbarui: 4 Desember 2022   14:17 2504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway, yaitu 4F (Facts, Feelings, Findings, Future). 4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F bisa diterjemahkan menjadi 4P.

Peristiwa (Facts):

Didalam modul 1.3 ini di alur mulai dari diri saya sebagai CGP diminta  mampu merumuskan visi pribadi mengenai murid dan sekolah yang menumbuhkembangkan Profil Pelajar Pancasila. Dalam memaknai bagaimana pentingnya visi tentang murid saya diminta untuk menggambarkan impian tentang murid saya dimasa depan. Dalam hal ini murid impian saya adalah "Tumbuh menjadi murid yang berprofil pelajar Pancasila, berkecakapan abad 21, murid ysng Bahagia merdeka lahir batin dan dapat meraih cita-citanya. setelah menjabarkan murid seperti apa yang saya impikan, saya juga diminta untuk menyusun visi saya sebagai guru penggerak dari gambaran murid yang saya impikan ini. hal ini dilakukan agar impian saya terhadap murid ini menjadi sebuah kenyataan dan dapat terwujud di kehidupan yang akan datang. Setelah Menyusun visi saya kemudian membuat sebuah Prakarsa perubahan menggunakan Inkuri Apresiatif sebagai paradigma manajemen perubahan (BAGJA). dimana pendekatan ini adalah suatu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. IA menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif di sekolah.

Pendekatan IA dapat dimulai dengan mengidentifikasi hal baik apa yang ada di sekolah, mencari cara bagaimana hal tersebut dipertahankan, dan memunculkan strategi untuk mewujudkan ke arah yang lebih baik melalui tahapan BAGJA.

Perasaan (Feelings):

Yang saya rasakan pada saat mempelajari modul 1.3 baik secara mandiri maupun di ruang tatap maya Bersama fasilitator dan berkolaborasi dengan teman satu kelompok , lalu diperkuat dengan elaborasi pemahaman oleh Instuktur sehingga  saya sangat optimis sekali  karena terbukanya pemahaman bahwasannya kita dapat memanfaatkan asset sebagai kekuatan positif kita untuk memulai perubahan positif demi terwujudnya sebuah visi yang telah saya cita-citakan, walaupun dalam perjalanan mewujudkan perubahan tersebut tidak akan berjalan mulus pasti akan menemui hambatan atau tantangan

Pembelajaran (Findings):

Setelah saya mempelajari modul 1.3 ini Ketika akan memulai suatu perubahan maka seorang guru penggerak harus berfikir strategis,dimana untuk mewujudkan perubahan tersebut diperlukan suatu paradigma atau pendekatan. Pendekatan ini dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan. Memilih Inkuiri apresiatif sebagai paradigma manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David Cooperrider (Cooperrider & Whitney, 2005; Noble & McGrath, 2016). Kita akan memakai pendekatan IA sebagai 'alat olahraga' untuk kita berlari mencapai garis "finish"kita yaitu visi yang kita impikan. IA menggunakan prinsip-prinsip utama psikologi positif dan pendidikan positif. Pendekatan IA percaya bahwa setiap orang memiliki inti positif yang dapat memberikan kontribusi pada keberhasilan. Inti positif ini merupakan potensi dan aset organisasi. Dengan demikian, dalam implementasinya, IA dimulai dengan menggali hal-hal positif, keberhasilan yang telah dicapai dan kekuatan yang dimiliki organisasi, sebelum organisasi menapak pada tahap selanjutnya dalam melakukan perencanaan perubahan. IA dalam Bahasa Indonesia disebut BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi). Dalam menyusun BAGJA dapat melalui Amati, tiru, dan modifikasi atau istilah Jawanya Niteni, Niroke, dan Nambahi.

Untuk melakukan perubahan yang positif tidak harus bermula dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada ,namun kita fokuskan pada kekuatan apa yang telah kita miliki sehingga sehingga pemikiran kita diarahkan arah yang positif. Selain itu saya juga dapat merumuskan visi sebagai Guru penggerak, merumuskan prakarsa perubahan dan membuat tahapan BAGJA.

Penerapan (Future):

Setelah saya mempelajari modul 1.3 ini tentunya saya akan berkolaborasi dengan ekosistem sekolah untuk melakukan perubahan positif dengan bersumber aset sebagai kekuatan yang dimiliki guna mewujudkan murid impian sebagai bentuk ejawantah dari murid yang berprofil pelajar Pancasila. Saya akan berusaha mewujudkan visi saya guru penggerak yaitu "Terwujudnya murid yang cerdas berkarakter, berprofil pelajar Pancasila dan berkecakapab abad 21"  dengan Prakarsa perubahan yang telah saya rumuskan yaitu dengan "mengembangkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa bernalar kritis"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun