Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Proses Belajar Daring Tidak Maksimal bagi Anak Usia Dini

15 Juli 2021   20:24 Diperbarui: 15 Juli 2021   21:50 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi.  Sumber: pixabay.com

Proses belajar mengajar melalui daring tidak maksimal bagi anak usia dini, anak tidak paham dan hilang konsentrasi belajar, motivasi belajar menurun. Hal ini saya sebagai orang tua harus ekstra dalam mendorong anak untuk terus belajar.

Pendidikan dan proses belajar mengajar ala daring ditengah Pandemi Covid-19. Persiapan guru dalam menyusun rencana RPP tahun dan metode ajar sebagai solusi bagi anak Paut dan TK jenjang pendidikan usia dini. 

Sebetulnya mengajarkan usia dini melalui daring/zoom grup tidak maksimal, sebab anak-anak belum memiliki daya tangkap dan kemampuan berpikir yang tajam dalam menerima informasi.

Guru perlu metode baru dalam pendampingan proses belajar mengajar seperti anak usia dini tahapan perkenalan dengan mengajarkan Baca, Tulis bagi Anak dengan 3B (Bercerita, Bernyanyi, dan Bermain).

Meski guru dan orang tua telah berupaya untuk mengedukasi anak dengan adanya dampak pandemi covid-19, tetapi tidak logis bagi anak usia dini, tentu pertanyaan yang sama sekali di ajukan. 

Mengapa demikian, karena anak ingin mengetahui dampak dan sampai kapan covid-19 akan berakhir, kalau berakhir kapan aku harus masuk sekolah. Perlu waspada dalam memberikan jawaban antara kenyataan dampak serius sekolah, pemerintah dan lainnya dapat menangani.

Apakah anak sudah diajarkan berkali-kali, tetapi daya serap anak kurang atau masih seperti biasa-biasa saja atau siswa saat ini?

1. Sudah lama anak belajar baca, tulis tetapi belum bisa?

2. Mengalami kesulitan saat baca, tulis?

3. Anak bosan dan jenuh karena metode mengajar hanya sebagai rutinitas saja?

4. Anak sudah belajar abjad A-Z, 1-10 tapi masih lupa sulit menyerap?

5. Anak kesulitan mengeja saat baca tulis?

6. Anak merasa putus asa saat belajar daring?

7. Waktu belajar yang terbatas?

Jika jawabannya "IYA" maka ini adalah kesempatan terbaik untuk ayah bunda bisa memperbaikinya.

Bagaimana caranya?

Ayah bunda bisa membantu anak belajar baca, tulis, menghafal, menggabungkan huruf, menghitung penjumlahan, pengurangan dengan lebih mudah, cepat, menyenangkan, dan efektif tanpa harus menunggu guru memberikan arahan, pendapat, serta dorongan. 

Kebanyakan anak-anak Indonesia berhasil mendapatkan nilai terbaik dari sekolah karena ayah bunda menjadi panutan dan memiliki strategi, metode yang dinilai memenuhi standar pendidikan formal. Meski kratria pendidikan Indonesia terbilang multi kultural dan dewasa ini. Pendidikan terbagi menjadi Pendidikan Formal, Informal, Non formal.

Sehingga pendidikan mudah didapat diluar sekolah, sebaiknya orang tua berperan penting dalam mendidik anak, mendapatkan hak pendidikan sebagaimana tertuang dalam UUD. 

Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan formal yang tertuang, selain itu pendidikan terus berinovasi, sehingga perlu keselarasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun