Mohon tunggu...
Cerpen

Akhir Penantian Cinta

25 April 2019   15:04 Diperbarui: 25 April 2019   15:16 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Akhir Penantian cinta

Oleh : Anju Elisia Silalahi

Berbicara mengenai cinta semua orang di dunia ini pasti pernah merasakan yang namanya cinta, cinta
itu adalah salah satu kata yang unik namun memiliki sejuta makna, cinta tidak dapat di jelaskan
dengan sejuta kata di dunia ini namun cinta itu hanya bisa di rasakan dengan kasih dan dibuktikan
dengan tindakan yang nyata, cinta tak selalu berbicara mengenai kebahagiaan namun terkadang cinta
juga berbicara mengenai kesedihan, dan juga kekecewaan, ketika kamu membenci seseorang, ketika
kamu iri, bahkan ketika kamu merasa dikecewaan dengan cinta, semua itu bisa hilang, ya benar, cinta
tak berwujud namun sangat nyata kita rasakan, bagi ku cinta adalah ketulusan, dimana kamu rela
memberi dengan tulus tanpa harus meminta balasan dari apa yang kamu beri, aku pernah jatu cinta
pada seorang pria yang menurut ku baik bahkan sangat baik, dia pria yang bijaksana, sopan dalam
bertutur kata, dan siapapun yang memandangnya pasti jatuh hati, namun aku tidak pernah memiliki
keberanian untuk menyapanya bahkan melihatnya saja dari kejauhan hatiku sudah gelisah, namun saat
aku berada di dekatnya ada ketenangan dan kenyamanan dalam hatiku, pernah suatu hari aku
memberanikan diri untuk menyapanya melalui chat, dan dia juga membalas sapaan ku itu dengan
sapaan yang ramah juga, aku berteriak sekencang-kencangnya dan senyum-senyum sendiri, hari itu
adalah hari yang paling bahagia untuk ku, karena telah sekian lama akhirnya aku memiliki keberanian
untuk menyapanya, setelah kejadiaan itu diapun sering membuka pembicaraan terlebih dahulu, dia
mulai sering bertanya kegiataan ku sehari-hari, karena komunikasi yang yang baik terjalin diantara
kami, akupun memberanikan diri untuk bertemu secara langsung, dan saat itu tepatnya pada malam
minggu diapun mengajak ku untuk bertemu, aku menyetujui ajakannya dan pada malam itu juga kami
resmi pacaran, layaknya pasangan lainya kami menjalin komunikasi yang baik, namun tak sampai 3
bulan komunikasi diantara kamipun mulai hilang, karena dia dan aku mulai sibuk di aktivitas kami
masing-masing, tidak ada lagi kabar darinya, tidak ada lagi chat darinya seketika dia hilang bagai di
telan bumi, hati ku sangat terluka bahkan sangat hancur karena aku merasa telah kehilangan salah satu
orang yang sangat aku cintai, hari-hari menjadi sangat berat untuk kulewati, namun dua minggu
kemudian kami bertemu, dan namun saat itu dia telah berubah, dia seolah-olah menjaga jarak dengan
ku, aku bertanya-tanya dalam hatiku, apa yang salah dari kata dan tindakan ku, namun aku
menahannya dalam hati dengan berpikiran positif bahwa dia bertindak seperti itu mungkin karena dia
lelah dan sibuk dengan pekerjaannya, namun keesokan harinya aku sangat terkejut dan sangat kecewa
sekali, dimana pada malam hari saat aku jalan-jalan keluar rumah, aku melihat dia melintas dengan
seorang wanita yang tak asing bagiku, saat itu aku menelvon dan mengirimkan beberapa pesan
kepadanya namun telvon dan pesan yang telah ku kirimkan tak satupun mendapat balasan malam itu,
esok harinya dia menemui ku, pertama ketemu aku tidak ingin memulai pembicaraan dengannya,
karena hatiku sudah sangat kecewa, sekitar tiga puluh menit, kami tidak berbicara sepatah katapun
namun, kemudian dia mulai membuka pembicaraan dengan kata "Maaf" aku heran dan mulai
bertanya " maaf untuk apa kamu meminta maaf"?, (tanya ku walaupun sebenarnya aku sudah tahu
kemana arah pembicaraan ini, namun aku mencoba untuk selalu tenang untuk menanggapi
pernyataannya), lalu dia melanjutkan perkataannya lagi, aku minta maaf telah mengecewakan kamu,
aku telah buat hati kamu hancur dengan prilaku aku yang kadang buat kamu sakit hati, aku mau jujur,
selama beberapa minggu ini aku gak ngasih kabar sama kamu, itu semua karena aku udah jalan sama
cewek lain, ungkapnya dengan mata yang berkaca-kaca dan penuh penyesalaan, setelah dia berkata
demikian tiba-tiba hatiku sangat hancur dan sangat kecewa berkeping-keping bahkan jika
diumpamakan rasanya bagai petir yang menyambar, sungguh sangat sakit bahkan sampai hari ini jika

mengingat momen itu hatiku masih diselimuti dengan rasa kecewa, lalu aku bertanya" siapa wanita
lain yang kamu maksud ?", dia tidak mau menjawab namun aku terus memaksa dia untuk jujur meski
sangat sulit untuk membujuknya saat itu, namun ternyata kejujuran yang dia katakan adalah hal yang
paling menyakitkan untuk ku, ternyata wanita yang aku lihat dan telah menjalin hubugan baru dengan
nya adalah sahabat ku sendiri, ya, sahabat yang selalu ada buatku, sahabat tempat ku mencurahkan isi
hati ku, sahabat yang selalu memberikan solusi, bahkan sahabat yang selalu aku banggakan, lalu
dengan pipi yang berurai air mata aku bertanya sudah berapa lama kamu menjalin hubungan
dengannya dia menjawab 2 minggu terakhir saat aku tidak memberi kabar untukmu saat itulah aku
sudah memulai hubungan yang baru dengannya, saat itu kata yang paling tepat untuk menggambarkan
isi hatiku adalah kata "Kecewa" jika dia lebih dahulu berkata ingin mengakhiri komunikasi yang baik
dengan ku aku rela, karena cinta tak bisa dipaksakan, namun dia membuat semuanya menjadi rumit,
aku sangat kecewa karena aku dikhianati oleh dua orang yang sangat ku sayang, pria yang ku pikir
baik serta sahabat yang ku pikir tulus menyayangi ku, mungkin jika dia menjalin hubungan dengan
wanita lain aku tak akan sekecewa itu, tapi dia menjalin hubungan dengan sahabat ku sendiri, sahabat
yang selalu ada buat ku, aku tidak mengerti siapa yang salah diantara mereka tapi yang jelas saat itu
aku hanyaingin satu kata yaitu mengakhiri jalinan kasih dengan nya, itu saja, tetapi dia tiba-tiba
memeluk ku dan berkata memberikan dia kesempatan kedua untuk memperbaiki semuanya, namun
aku tidak mampu dan langsung menolaknya, karena hatiku sudah terlanjur kecewa, aku hanya
menjawab dan berkata " aku rela kamu dengan sahabatku", hanya kata itu yang mampu terucap dari
dalam bibir ku, dia terus memohon namun aku tidak menghiraukannya dan langsung pergi
meniggalkannya, dia berteriak memanggil nama ku namun aku terus jalan dan tak ingin melihatnya
lagi, dan sejak saat itu aku tak pernah ingin bertemu dengannya lagi, aku tak membenci dia dan juga
sahabat ku karena bagaimanapun juga mereka pernah melukiskan senyum di wajahku dan juga
mengisi hari-hari ku dengan candaan dan tingkah konyol mereka, aku telah memaafkan semua yang
terjadi walaupun pada akhirnya akhir dari penantiann cinta ku saat itu berakhir dengan menyakitkan,
namun dari kejadian itu aku banyak belajar mengenai kesetiaan, dimana jika kita mencintai seseorang
kita harus bisa memberikan kepercayaan dan kesetiaan dengan tulus, karena aku tahu di khianati dan
di kecewakan itu sungguh sangat sakit, oleh sebab itu aku tanamkan di lubuk ahtiku yang paling
dalam, bahwa aku tidak akan menyakiti dan mengecewakan orang yang aku sayangi kelak, dan semoga keihklasan saya akan berbuah manis kelak. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun