Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pakai Narkoba? Lo Nggak Keren!

9 Desember 2019   09:03 Diperbarui: 9 Desember 2019   09:02 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iya, sekarang Pakai Narkoba, emang nggak keren karena  Loe Keren tanpa Narkoba. Bicara narkoba masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Penggunanya bervariasi baik dari segi usia maupun segi ekonomi. Nggak selalu pengguna Narkoba itu karena dari keluarga ekonomi lemah atau dari keluarga broken heart. Sama seperti syarat untuk mati/meninggal. Nggak harus sakit dan nggak harus tua. Bedanya mati/meninggal adalah misteri Illahi. Sedangkan menggunakan narkoba pilihan ada ditangan masing-masing.

Penyebab pemakain narkoba sangat bervariasi. Dan kalau ditanya mengapa masih menjadi persoalan bangsa, karena berdasarkan data emang masih banyak banget. Dan bisnis narkoba termasuk salah satu bisnis ilegal yang cepat mendatangkan uang. Bicara bsinis narkoba, bahkan mereka yang di balik terali besi, masih bisa mengendalikan bisnis ini.

Tapi dibalik bisnis narkoba, kehancuran sudah menanti. Karena efek pemakaian narkoba menentap dan sifatnya jangka panjang. Kebayang dong, masa depan bangsa Indonesia kalau kita nggak mampu mencegah dan nggak terus-menerus berupaya meminimalkan pemakaian narkoba.

Saya punya seorang kawan, yang sumpah saya nggak menduga, ibu dari 3 anak ini mantan pengguna. Berbagai jenis Narkoba sudah dirasakan penggunaannya. Yang mengejutkan buat saya, ternyata kawan saya, bertobat karena takut mati/meninggal.

Jadi suatu hari, ia ditelepon Ibu dari salah seorang kawannya yang juga pemakai yang dalam keadaan sakau. Ketika kawan saya datang, ibu kawannya yang tadi menelepon sedang menangisi anaknya yang dalam keadaan sakau.

Kawan saya, dan Ibunya membawa si "Sakau" ke RS tapi dalam perjalanan meninggal dalam pelukan kawan saya.  Menurut kawan saya, sejak itu, hilang keinginan menggunakan semua jenis narkoba. Pertanyaan saya, kok kamu nggak sakau? Ternyata pada pengguna narkoba yang rutin menggunakan dengan dosis tertentu, semua biasa saja. Dan mereka juga mampu menahan diri dalam rentang waktu tertentu untuk tidak sakau. Walau jangka panjang ya sakau juga.

Jadi dalam ke adaan sakau, kawan saya masih ingat kematian kawannya dalam pelukan. Hal itu yang membuat dia dalam keadaan sakau nggak ingin menggunakan narkoba lagi! Akhirnya memilih rehabilitasi dan akhirnya kawan saya terbebas dari narkoba. Tapi sangat kecil jumlah pemakai narkoba yang bertobat tanpa bantuan pihak klain. Karena jerat narkoba lebih ribet dari jaring laba-laba.

Minggu lalu ketika saya hadir dalam diskusi bersama BNN  RI (Badan Nasional Narkotika RI) di sebuah hotel di kawasan Jakarta Timur. Informasi masih banyaknya pengguna narkoba membuat saya bersedih.

"Berdasarkan data BNN tahun 2017, prevalensi penyalahgunaan Narkoba secara nasional mencapai 1,77 persen atau sekitar 3,37 juta jiwa, dengan presentase rata-rata pengguna, 59 persen kelompok pekerja atau produktif berpenghasilan, dan 24 persen sisanya merupakan kelompok pelajar"

tangkapan layar pribadi dari laman rean.id
tangkapan layar pribadi dari laman rean.id
Karena masih banyaknya pengguna, maka BNN memfasilitasi dengan membuat REAN-Rumah Edukasi Anti Narkoba. Bisa di lihat di REAN.ID. Ini sebuah Rumah Maya yang dapat dimanfaatkan generasi milenial mencari informasi atau berbagi informasi. Denga kata lain REAN.ID hadir sebagai wadah berjejaring sesama generasi milenial dengan kegiatan yang lebih positif daripada menggunakan narkoba.

REAN.ID diluncurkan awal Nov 2019 dan menjadikan Malang dan Bandung sebagai 2 kota pilot projek. Ke depannya akan dilakukan kegiatan di banyak kota.  REAN.ID bisa dibuka lewat telepn genggam. Tapi belum berbentuk aplikasi, artinya untuk masuk ke REAN.ID tetap harus membuka websitenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun