Mohon tunggu...
Mutia Erlisa Karamoy
Mutia Erlisa Karamoy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Lifestyle Blogger | Web Content Writer

Mom of 3 | Lifestyle Blogger | Web Content Writer | Digital Technology Enthusiast | Blog: www.elisakaramoy.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Berwisata ke Hutan De Djawatan Benculuk, Banyuwangi

25 Desember 2022   08:22 Diperbarui: 25 Desember 2022   08:25 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak terasa tinggal menghitung hari menuju pergantian tahun dari 2022 ke 2023. Biasanya jelang akhir tahun, saya selalu membuat list kota-kota mana yang pernah kami kunjungi di sepanjang tahun 2022. Biasanya perjalanan mengunjungi kota-kota tersebut kami lakukan bersamaan dengan aktivitas mudik atau pulang ke kampung halaman suami di Jember, Jawa Timur. Di tahun 2022 ini, terhitung beberapa kota sudah kami singgahi, seperti Kota Malang, Kota Ngawi, Kota Probolinggo, Kota Solo dan Yogyakarta, dan tidak lupa Kota Banyuwangi yang berada di ujung timur Pulau Jawa.

Kota Banyuwangi menjadi kota yang spesial di hati suami karena di kota ini cukup banyak saudaranya yang tinggal, dan akhirnya di Idul Fitri hari ke-2 kami mengunjungi Kota Banyuwangi, momen yang sangat ditunggu suami. Perjalanan dari Kota Jember ke Banyuwangi bisa terbilang cukup lancar. Kondisi jalan yang mulus meskipun hanya dua lajur, membuat perjalanan kami cukup nyaman. Hingga akhirnya tibalah memasuki kawasan Gunung Gumitir yang bagi saya sangat memacu adrenalin. Bagaimana tidak? Kondisi jalan yang cukup sempit dan berada di jalur perbukitan membentang sejauh sekitar 9,5 kilometer berada di sisi tebing dan jurang yang rawan longsor.

Tidak hanya itu, jalan yang membelah Gunung Gumitir ini penuh dengan kelokan tajam dan tanjakan yang membuat pengendara harus berhati-hati. Kondisi jalan seperti ini mengingatkan saya akan perjalanan menuju Kota Liwa, Lampung melalui jalur Kota Agung, tapi versi Gunung Gumitir jauh lebih serem dan sangat memacu adrenalin saya yang memiliki phobia ketinggian. Perjalanan mendaki dan menurun area Gunung Gumitir ini akan berakhir setelah melewati Patung Penari Gandrung. Tandanya kita sudah memasuki wilayah Banyuwangi. Usut punya usut, cukup banyak kisah misterius lho tentang Patung Penari Gandrung ini yang bisa di cari artikelnya di Google.

Setelah melewati beberapa daerah, akhirnya kami sampai di rumah saudara suami yang berada di Desa Jajag, Gambiran, Banyuwangi. Kebetulan rumahnya tidak terlalu jauh dari terminal Jajag sehingga mudah mencarinya. Setelah ngobrol cukup lama, kami diajak untuk melihat-lihat pusat Kota Banyuwangi. Sayangnya kami tidak memiliki cukup banyak waktu, hingga akhirnya jadilah kami hanya mengunjungi salah satu destinasi wisata yang lokasinya cukup dekat dengan Desa Jajag, yaitu Hutan De Djawatan, yang berada di Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. Kebetulan juga, sepupu suami bekerja di kawasan wisata tersebut sehingga akses masuk kami lebih lancar.

Pengalaman Berwisata Ke Hutan De Djawatan Benculuk, Banyuwangi

Dengan menempuh perjalanan tidak terlalu lama, sampailah kami di lokasi yang dituju. Hijaunya pepohonan dan udara yang terasa segar menyambut kami ketika memasuki kawasan Hutan De Djawatan yang mengingatkan saya pada suasana film Lord of The Ring dan terkesan memiliki kisah magis tersendiri.

Hutan De Djawatan Benculuk terkenal dan hingga kini menjadi salah satu destinasi wisata karean hampir seluruh areanya ditumbuhi pohon-pohon Trembesi raksasa sehingga memberikan kesan magis dan kuno. Semakin jauh memasuki kawasan hutan ini, serasa di bawa ke masa lampau saat daratan hanya ditumbuhi pepohonan dan hutan lebat. Pepohonan yang menjulang tinggi dan besar mengingatkan saya pada Hutan Fangorn dalam film Lord of The Ring.

Foto: Koleksi Pribadi
Foto: Koleksi Pribadi

Setelah ditelusuri ternyata sebelum dikenal sebagai Hutan De Djawatan, masyarakat mengenal lokasi ini sebagai Jawatan Benculuk. Saat ini Djawatan merupakan hutan lindung yang dikelola oleh Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, dan nama Benculuk sendiri merupakan nama desa yang berada di kecamatan Cluring serta masuk dalam wilayah Kabupaten Banyuwangi. 

Bagaimana dengan sejarah Hutan De Djawatan? Sebenarnya lokasi yang dikemudian hari dikenal sebagai salah satu destinasi wisata hijau ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, dan dipergunakan sebagai Tempat Penimbunan Kayu (TPK) dari hasil pengelolaan hutan milik Perhutani di daerah Banyuwangi bagian selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun