Mohon tunggu...
Elisa Damayanti Utami
Elisa Damayanti Utami Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist

Student of Communication Program at SV IPB

Selanjutnya

Tutup

Nature

Tergerus Pembangunan Budi Daya Belimbing Dewa Kelurahan Pasir Putih Depok Semakin Berkurang

16 Mei 2019   15:18 Diperbarui: 16 Mei 2019   15:46 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Belimbing Dewa, Kelurahan Pasir Putih - Depok | agrowindo.com

Depok - Buah belimbing, siapa yang tidak tahu buah ini. Rasanya yang khas kian digandrungi karena selain memiliki rasa yang manis, ternyata belimbing memiliki sejumlah khasiat bagi kesehatan tubuh diantaranya adalah sumber vitamin A dan C yang berfungsi sebagai antioksidan yang tangguh dalam memerangi radikal bebas, energi kalori, protein, lemak karbohidrat, mineral, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B1, serat dan air. Kandungan serat yang tinggi membuat belimbing dapat mempermudah pencernaan kita.

Belimbing memiliki nama ilmiah Averrhoa carambola L. Buah ini merupakan tanaman asli kawasan Asia Tenggara. Pohon belimbing memiliki tinggi 5 -- 12 meter. Bunganya berbentuk lonceng dan berwarna merah keunguan. Buah yang sudah matang berwarna kuning hingga kuning kemerahan. Buah ini cocok dibudidayakan di daerah tropis seperti Indonesia.

Di Kota Depok sendiri, jenis belimbing yang pelihara adalah belimbing Dewa. Keistimewaan buah belimbing ini rasanya lebih manis dan banyak mengandung air. Belimbing dewa-dewi merupakan produk andalan petani di Kelurahan Pasir Putih, Depok. Wilayah Depok sendiri memang dikenal sebagai penghasil utama buah belimbing unggulan.

Suhaimi (70) merupakan salah seorang petani buah belimbing Dewa yang ada di Kelurahan Pasir Putih, Depok. Saat ini setidaknya beliau memiliki 60 pohon belimbing Dewa dengan luas tanah 3000 meter. Suhaimi (70) telah berkebun belimbing sejak 30 tahun lebih. Suhaimi menjelaskan, di wilayahnya dulu banyak yang bertani belimbing. Tetapi, kian tahun makin berkurang. "Dulu mah banyak, hampir sekampung, tapi sekarang dikit-dikit pada habis," tutur Suhaimi (70).

Kondisi ini sangat beralasan, lantaran banyak kebun belimbing yang beralih fungsi menjadi perumahan dan ruko-ruko atau pun dibangun sang empunya untuk anak-anaknya. Menurut Suhaimi (70), lambat laun lahan belimbing pun akan digusur oleh perumahan, seiring bertambahnya penduduk Depok.

Belimbing Dewa memang berbeda dari belimbing jenis lain. Selain penampilannya yang lebih menarik, kadar air yang dikandungnya cukup tinggi, sehingga kesegarannya dapat bertahan lama, sekitar satu minggu. Sedangkan belimbing jenis lain, hanya bertahan dua hingga tiga hari.

Menurut Suhaimi (70) dalam setahun, setidaknya belimbing dapat dipanen sampai tiga kali. Memelihara belimbing Dewa, menurutnya susah-susah gampang, yang jelas seorang petani belimbing  harus telaten dan sigap dalam memeliharanya. "Belimbing sendiri, tergantung dari yang megangnya, kalau pengurusannya tidak bisa, tentunya hasil yang didapat tidak maksimal. Sebab, berbicara bertani belimbing, petaninya harus rapi" tutur Suhaimi (70).

Bagaimana tidak, belimbing Dewa yang sudah 10 hari atau sebesar ibu jari akan dibungkus dengan plastik khusus, jika tidak maka belimbing akan terkena virus dan hasilnya tidak maksimal.Belimbing tersebut harus tetap dibungkus sampai sekitar usia 4 bulan dan setelah 4 bulan belimbing siap panen siap panen akan berwarna kuning dan memiliki ukuran yang besar.

Karena kualitasnya yang baik, tidak jarang banyak warga asing yang tertarik untuk membeli dan membudidayakan belimbing Dewa. Mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan sebagian besar orang Timur Tengah meminta diajarkan budidaya belimbing Dewa ini.

Karena ketertarikan warga asing akan belimbing Dewa, hal demikian menjadi harapan para petani buah belimbing Dewa Kelurahan Pasir Putih, Depok agar pemerintah lebih memerhatikan kesejahteraan kehidupan para petani belimbing, ditengah arus wilayah pembangunan perumahan di wilayah Depok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun