Mohon tunggu...
Elin Moevid
Elin Moevid Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Translator

reviewing parenting and children books in a bookstagram @bukubibi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Lebih Baik Menulis daripada Curhat di Medsos

4 Februari 2019   14:59 Diperbarui: 4 Februari 2019   15:18 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[ilustrasi: tim zetizen.com]

Menulis dulu kala digambarkan dengan aktivitas yang melibatkan pena dan kertas, namun di era digital seperti sekarang ini, menulis menjadi aktivitas yang luas pengertiannya, yakni mengetik baik di notebook maupun ponsel. Apalagi dengan didukungnya teknologi internet, masyarakat tentu kini lebih mudah menggali informasi untuk menjadi bahan tulisan. Sesuai dengan pers kominfo pada Februari 2018 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar 54,68%, yang berarti separuh dari jumlah penduduk Indonesia telah melek internet(1). Namun sayangnya dari lebih dari seratus juta pengguna internet tersebut, 40%-nya adalah pengguna media sosial (2).

Lalu apakah salah jika penduduk Indonesia adalah pengguna media sosial? Jika penggunaannya dalam batasan normal, untuk sekedar menjalin kembali silaturrahmi dengan mereka yang lama tak bersua, atau mendapatkan informasi edukatif tentang suatu topik, tentu media sosial memberikan manfaat yang besar bagi kita. Namun, jika media sosial dijadikan sebagai ajang pertunjukan drama hidup, agaknya peran media sosial terlalu berlebihan. Menurut artikel yang dilansir tekno.kompas, pengguna internet Indonesia menghabiskan 3 jam 23 menit per hari. Apa saja yang dilakukan? Anda bisa berkaca pada diri sendiri, begitu pula saya.

Menulis apa yang dimaksud?

Menulis bisa dalam bentuk apapun, bisa artikel, cerpen, puisi atau sekedar review dari pengalaman hidup. Misalnya, menulis pengalaman mengecewakan dengan suatu instansi saat mengurusi administrasi. Daripada Anda memposting status "Sudah 3 kali ke sini kok petugasnya nggak ada terus, situ makan gaji buta?" Anda bisa menuliskan pengalaman tersebut ke blog Anda, dengan rincian kejadian yang jelas serta ditampilkan data jam kerja petugas yang bersangkutan. Siapa tahu ada pembaca yang mengalami hal serupa dan memberikan masukan. Walaupun misalkan, ternyata pembaca juga ikut curhat tanpa solusi atau malah tidak ada pembaca, setidaknya Anda telah belajar menyampaikan pendapat dan meredam kekesalan.

Mengapa Menulis?

Dalam proses menulis, tentu kita berpikir dahulu apa yang hendak ditulis, kemudian memilih kata-kata yang tepat, lalu dilengkapi dengan bukti untuk meyakinkan pembaca, terakhir bisa ditambahkan ilustrasi untuk membuatnya menarik. Ribet? Ya, sedikit. Lama? Bisa jadi. Terus kenapa harus repot-repot menulis? Menulis juga mampu memberikan dampak yang positif bagi kesehatan jiwa kita (3), karena ada pelepasan emosi dalam proses menulis tersebut. Lagipula percayalah, jika Anda meluapkan emosi melalui media sosial, sebagian saja berempati, lainnya menertawakan.

Apa Buruknya Menulis Status?

Masih ingatkah Anda awal munculnya facebook? Orang beramai-ramai menumpahkan uneg-uneg mereka hanya karena kalimat "What's on your mind?" di kotak status tersebut. Dan..kebiasaan itu pun merambah ke media sosial lain, hingga WhatsApp Messenger memunculkan fitur status yang mirip story milik instagram. Hanya dengan tombol bergambarkan pensil kita mulai terpacu untuk menuliskan apapun, penting tidak penting, bijak ataupun tidak, menyinggung maupun tidak. Lebih buruk lagi jika yang disampaikan adalah hal yang negatif, maka dampak buruk yang lebih besar bisa terjadi (4).

Disadari maupun tidak, terbiasa menuliskan pengalaman di media sosial baik itu kekesalan ataupun kebahagiaan, mengurangi rasa empati kita terhadap orang lain, mengurangi kemauan kita dalam mengorek informasi lebih dalam, dan mengikis kemampuan analisis kita dalam menerima informasi. Setidaknya itulah hal yang saya rasakan, yang berubah dari diri saya selama menggeluti media sosial.

Jadi, harus ngapain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun