Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tipe-tipe Anak Muda Era Digital

30 November 2016   13:42 Diperbarui: 30 November 2016   13:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di era digital seperti sekarang ini, para pemuda dari berbagai kalangan memperlengkapi diri mereka dengan teknologi canggih dalam genggaman tangan. Ada pemuda yang mempergunakan kemudahan di era digital untuk berkontribusi membangun bangsa. Namun, adapula yang mempergunakannya untuk mencari sensasi semata. Berikut adalah tipe-tipe anak muda berdasarkan cara memanfaatkan kemudahan di era digital:

1. Peraup Keuntungan Maksimal

Beberapa tahun terakhir ini, transaksi jual-beli onlinemenjadi tren di Indonesia. Usaha-usaha yang dikelola pribadi maupun kelompok dalam bentuk online shop menjamur, mulai dari makanan, pakaian, perhiasan, hingga kerajinan tangan. Selain itu, pilihan barang pun makin beragam, termasuk barang-barang yang sulit ditemui di toko-toko sekitar maupun yang harus didatangkan dari luar negeri.  

Selain mempermudah konsumen mendapatkan barang yang diperlukan, keberadaan toko online juga membuka peluang tumbuhnya ekonomi kreatif dan munculnya wirausahawan muda di Indonesia. Tidak sedikit pemuda yang sukses meraup keuntungan dari bisnis online karena inovasinya, ketekunannya, dan kualitas barang yang terpercaya. Sayangnya, ada juga yang mempergunakan kesempatan ini untuk menipu pembeli. Tentu pemilik usaha abal-abal ini bukanlah orang yang memberikan kontribusi positif bagi Indonesia.

2. Pemuda Terkenal

Tipe pemuda yang terkenal di era digital bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu terkenal karena hobi, prestasi dan sensasi. Mereka inilah yang sering disebut dengan istilah blogger, youtuber dan selebgram (terkenal karena akun Youtube dan Instagram).

Ada generasi muda Indonesia yang serius menekuni hobinya lalu rajin membagikan kegiatannya di dunia maya baik melalui blog atau akun media sosial hingga dikenal oleh masyarakat luas. Hobi yang membuat seeorang terkenal diantaranya adalah menyanyi, memainkan alat musik, menulis, kuliner, merias wajah, travelling,padu padan busana, dan olahraga. Halaman blog dan akun media sosial mereka dibanjiri oleh pengikut yang ingin mendapatkan referensi ataupun tutorial berkaitan dengan hobi yang ditekuni orang tersebut. Tidak jarang dari mereka diundang dalam berbagai acara untuk menjadi narasumber seputar hobinya. 

Bahkan tempat wisata atau kuliner yang dulunya sepi penggemar atau yang baru muncul, bisa mendadak diminati banyak orang karena ulasan dari blogger atau  selebgram. Melihat banyaknya orang yang memberikan perhatian pada mereka, penerbit buku pun tertarik untuk menerbitkan tulisan-tulisan mereka. Misalnya seri buku The Naked Traveller (Trinity) dan Tuhan Dalam Secangkir Kopi (Denny Siregar) yang diluncurkan setelah blog mereka sukses mengambil hati pembaca di dunia maya. Selain itu, ada beberapa dari blogger, youtuber, dan selebgram yang kemudian menjadi artis papan atas. Mereka lalu turut meramaikan dunia perfilman maupun musik Indonesia.

Selanjutnya adalah tipe anak muda yang terkenal karena prestasi. Misalnya dengan ikut perlombaan atau kontes dalam berbagai bidang seperti olahraga, pariwisata, kecantikan, kesenian, dan lain-lain. Kabar tentang prestasi mereka dengan cepat tersiar dipenjuru negeri lalu masuk dalam jajaran sosok idola di negeri ini. Dengan kemunculannya generasi muda yang berprestasi, seharusnya pemuda-pemuda lain juga termotivasi untuk mengukir prestasi.

Tipe pemuda yang terakhir adalah pemuda yang terkenal karena sensasi. Tipe pemuda inilah yang memprihatinkan karena mereka membuat diri mereka dikenal dengan hal-hal negatif yang mereka lakukan. Misalnya mengunggah foto atau video yang tidak pantas, berkomentar yang tidak sopan, serta berbagai konten lainnya yang tidak mendidik. Padahal itu dapat disebarluaskan dengan cepat dan bisa disaksikan oleh semua umur termasuk anak-anak. Tindakan mereka ini mencerminkan mentalitas pemuda yang ingin namun dengan cara yang salah. Tentu saja mereka tidak memberikan sumbangan positif untuk bangsa Indonesia.

3. Pelopor Aksi Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun