Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mau Dibawa ke Mana Pelajar yang Ikut Demo?

16 Oktober 2020   15:50 Diperbarui: 16 Oktober 2020   16:09 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aksi turun ke jalan sebagai respon tentang Omnibus Law akhir-akhir ini masih terus mengisi pemberitaan berbagai media di Indonesia. Salah satu hal yang meramaikan adalah banyaknya pelajar yang ternyata juga menjadi bagian yang ikut aksi demonstrasi ini. Ada pelajar yang diamankan di tengah jalan sebelum bergabung ke barisan demonstran, ada juga yang sudah mengikuti aksi yang di beberapa tempat berakhir dengan kericuhan. Mereka pun diamankan oleh aparat keamanan lalu dapat kembali pulang setelah dijemput oleh orang tua.

Namun, peristiwa tidak berhenti di sini karena banyak yang menyoroti konsekuensi untuk para pelajar yang nekat ingin ikut demonstrasi, mulai dari dikeluarkan dari sekolah hingga asumsi bahwa mereka kelak akan susah mendapatkan pekerjaan. Jadi, mau dibawa ke mana pelajar yang terciduk ikut demonstrasi?

Ketika mendengar ada pelajar iikut demonstrasi, saya spontan bertanya, "Memangnya mereka paham yang diperjuangkan para demonstran?" Bukannya saya merendahkan pelajar tetapi hal tersebut pantas dipertanyakan. Kini setiap orang mendapatkan informasi dengan sangat mudah. Tentu para pelajar tersebut juga mendapatkan banyak informasi terkait Omnibus Law. Pasti mereka mendengar tentang hal itu. Namun, apakah mereka benar-benar mengerti mengapa aksi turun ke jalan perlu dilakukan? Apakah mereka paham mengapa para pekerja mogok kerja sebagai protes terhadap pengesahan Omnibus Law?

Beberapa berita dan tayangan berita yang saya tonton baru-baru ini menyebutkan bahwa ada pelajar yang ikut demonstrasi karena diajak oleh teman-temannya tapi ada juga yang terpaksa ikut karena mendapat ancaman dari rekan yang mengajaknya. Selain itu, menurut saya ada juga orang-orang yang ikut demonstrasi supaya kekinian.

Dengan adanya media sosial, bisa jadi orang-orang termasuk pelajar ikut turun ke jalan dengan tujuan membuat konten media sosial meskipun tidak paham aspirasi yang ingin disampaikan. Hal ini tentu sangat disayangkan. Aksi demonstrasi bukanlah sesederhana menyambut ajakan teman, terpaksa ikut untuk menghindari ancaman teman atau agar terlihat kekinian di dunia maya tanpa tahu esensi dari demonstrasi.  Apalagi di masa pandemi seperti ini, kesehatan juga dipertaruhkan.

Jika konsekuensi pelajar tersebut adalah dikeluarkan dari sekolah, bayangkan berapa jumlah pelajar yang dikeluarkan dari sekolah dengan sia-sia. Apakah dengan dikeluarkan dari sekolah akan menjamin mereka menyadari kesalahan yang mereka buat lalu dapat membuat keputusan yang bijak di kemudian hari? Belum lagi tekanan yang harus mereka terima dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Mungkin malah ada orang yang melabel mereka sebagai anak nakal tanpa mau melihat alasan yang membuat mereka memilih untuk demonstrasi. Pelajar-pelajar tersebut juga bisa mengalami trauma karena diamankan oleh pihak berwajib.

Tentu sangat disayangkan jika pihak sekolah terburu-buru menentukan konsekuensi untuk pelajar yang ikut demonstrasi. Diperlukan dialog antara siswa, orang tua, dan sekolah untuk melihat hal yang sebenarnya terjadi hingga pelajar tersebut memutuskan untuk ikut aksi. Peritiwa ini bisa dijadikan titik balik untuk melihat pendampingan yang diperlukan oleh para pelajar itu mulai dari cara bergaul, penggunaan media sosial, hingga cara menyampaikan aspirasi sebagai pelajar. Selain itu, jika mengalami trauma, tentu mereka memerlukan bimbingan konseling.

Pelajar yang membuat kesalahan perlu mengetahui dan mengakui kesalahan mereka. Mereka juga perlu untuk didampingi agar kelak menjadi generasi yang bijak, berani menyalurkan aspirasi, berpikir kritis, dan tidak gentar dalam membuat perubahan dan mewujudkan keadilan sosial.

Jadi, mau dibawa ke mana para pelajar yang terciduk di aksi demonstrasi? Mau diberi konsekuensi mentah-mentah atau mau diberi ruang untuk diskusi dan memberikan pendampingan supaya bisa membuat keputusan yang lebih bijak di kemudian hari?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun