Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Pertanyaan Klasik untuk Profesi Guru

18 April 2017   06:50 Diperbarui: 18 April 2017   10:54 4693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: shutterstock

Guru adalah sebuah profesi yang semua orang tahu pekerjaannya seperti apa, Jadi, sejauh ini saya tidak pernah ditanya, "Guru ngapain sih kerjaannya?" Setelah saya amati dan rasakan, ada beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang-orang yang bukan guru. Berikut adalah pertanyaan yang paling sering ditanyakan:

  1. Kenapa jadi guru?
    Ada juga yang menambahkan, kata "SD" sebelum mengakhiri pertanyaan itu. Biasanya saya beralasan karena saya suka anak-anak. Kebanyakan yang tanya tidak puas dengan jawaban saya, lalu memberondong saya dengan pertanyaan-pertanyaan lain. Misalnya, Dulu kuliahnya apa? Emang dari kecil cita-citanya jadi guru? Mau ikut-ikutan papamu, ya? Panggilan hidupmu memang jadi guru? Nggak ada pilihan lain? (Bagi saya, dua pertanyaan terakhir ini, super sekali..)

  2. Enak jadi guru?
    Pertanyaan gampang. Saya jawab saya, "Ya, ada enaknya, ada juga nggak nya. Kalau muridnya seperti kamu sih pasti nggak enak." Tentu saja bagian yang terakhir tidak saya katakan..hehe..

  3. Gaji guru berapa?
    Saya heran juga ada yang bertanya tentang hal ini. Bagi saya, pertanyaan seperti ini bukan hal yang pantas untuk ditanyakan. Jadi, biasanya saya jelaskan kalau gajinya cukup. Kalau masih kepo, saya sarankan pada orang yang tanya untuk daftar jadi guru supaya tahu gajinya berapa

  4. Muridnya bagaimana?
    Murid saya? Jangan tanya. Masing-masing punya keunikan sendiri. Saya juga setuju kata iklan kalau beda anak, beda pintar (Ada yang tahu ini iklan apa?). Tentunya cara bersikap juga beda.

  5. Mengajar di sekolah apa? Pelajaran apa? Kelas berapa? Berapa lama?
    Mungkin ini pertanyaan yang paling klasik dan sering ditanyakan. Jawabannya juga gampang tetapi jadi berkesan karena...

    Suatu hari gerbong kereta perjalanan kembali ke Jakarta, ibu yang duduk di sebelah saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu. Saya merasa ibu ini sangat friendly. Sampai dia berkata, "Jadi begini, Mbak. Saya ini distributor buku. Ini kartu nama saya. Saya boleh minta no HP Mbak biar saya bisa hubungi untuk menawarkan buku ke sekolah Mbak?" Dan inilah pertama kalinya saya dimodusin oleh ibu-ibu.

    Jadi, maafkan saya kalau waktu ditanyai pertanyaan klasik seperti itu, saya jutek. Mungkin itu respons alami karena takut dimodusin lagi. Para guru, berhati-hatilah. Di balik pertanyaan yang gampang ini bisa jadi terselip maksud yang lain karena hal ini terjadi pada saya kembali saat saya bertemu seorang pria yang ternyata produsen produk makanan untuk anak-anak.

  6. Suka tertukar dengan anak-anak?
    Untuk guru SD yang berpostur lebih besar dari murid-murid yang diajar, Anda aman dari pertanyaan ini. Selamat! Saya sering dapat pertanyaan ini karena badan saya yang kecil dan mungil. Mau tahu jawabannya? Datang saya ke kantin sekolah saya waktu jam makan siang, lalu coba temukan saya. Semoga Anda beruntung! Ternyata, teman-teman saya yang mengajar di jenjang sekolah menengah juga mengalami hal yang serupa, terutama guru-guru yang berusia di bawah 30 tahun. Mereka dianggap sepantaran dengan murid-murid yang mereka ajar karena postur tubuh dan juga raut wajah yang terlihat muda.

Kira-kira itulah beberapa pertanyaan yang sering saya terima. Prinsipnya setiap pekerjaan pasti ada plus-minusnya. Sejauh ini saya menikmati yang saya lakukan walaupun banyak tantangan yang saya hadap. Pekerjaan apapun yang kita tekuni sudah sepantasnya dijadikan latihan untuk terus bersyukur dan mencukupkan diri. Mau rumput tetangga terlihat lebih hijau, atau orang lain lihat rumput kita lebih hijau, kalem saja. Jalani, nikmati, syukuri, dan tetap punya mimpi. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun