Mohon tunggu...
Eli Maymunah
Eli Maymunah Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Guru, Ibu Dan Istri dari Mamat Rahmatulloh

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku Penyintas

5 Agustus 2021   14:12 Diperbarui: 5 Agustus 2021   14:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya akan merasakan bagaimana sakitnya terkena virus Covid-19. Dari awal kehadiran Virus ini saya sudah mengikuti perkembangannya. Melalui harian Disway yang ditulis oleh Abah Dahlan Iskan saya mengikuti pemberitaan yang pada awalnya terjadi di Wuhan. Bagaimana awal kekacauan itu diceritakan oleh Abah melalui tulisannnya di medsos yang saya ikuti. Gaya bahasa Abah yang renyah dengan pemilihan kata yang berbeda dengan penulis lain membuat saya tidak bosan untuk membaca tulisannya. 

Pada akhir tahun 2019 dimana saat itu Indonesia belum terkena virus ini saya sudah ngeri-ngeri sedap membaca tulisan Abah yang banyak menceritakan orang-orang di Wuhan yang sudah mulai lockdown dan terinveksi. Banyak makan protein seperti telur dan juga mengkonsumsi makanan bergizi akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh kita. 

Namun ketika Virus ini benar-benar telah masuk ke Indonesia dan pemberitaan yang sangat mengerikan dimana-mana maka kemudian semua orang menganggap bahwa virus ini seperti biasa saja. termasuk juga saya. Saya lupa menjaga protokol kesehatan, lupa untuk makan makanan yang bergizi dan bahkan saya lupa bahwa virus ini juga sangat berbahaya. 

Kebutuhan hidup yang tidak dapat dibendung dan kelelahan karena  terlalu lama dalam suasana yang mencekam tentang Corona, membuat banyak orang lupa bahkan abai bahwa virus ini terus mengintai siapapun yang abai. Awalnya orang-orang beranggapan bahwa sakit ini adalah penyakit orang kaya, penyakit orang kota dan tidak akan menimpa kepada mereka yang rajin olahraga atau melakukan pekerjaan fisik. Tapi kenyataannya  bagi siapapun yang percaya ataupun tidak mau percaya tentang Corona maka saat ini semua orang dengan latar belakang pekerjaan apapun telah merasakan virus ini. 

Mungkin setiap orang akan berbeda-beda dalam menghadapi dan merasakan serangan virus ini. Saya sebagai penyintas merasakan bahwa serangan virus ini membuat nafsu makan dan juga minum hilang sama sekali. Selama 3 hari pertama serangannya membuat saya tidak ingin makan, minum ataupun melakukan aktifitas lainnya.  

Tubuh terasa lemas tidak bertenaga bahkan  semakin tidak ada nafsu untuk beraktifitas. Mungkin ini berbahaya bagi sebagian orang yang terkena serangannya. Apalagi yang memiliki penyakit bawaan tentu saja akan membuat semakin terpuruk dalam bahaya tersebut. Alhamdulillah walaupun saya komorbid dengan asma namun saya tidak merasakan serangan virus yang disertai serangan asma yang sudah biasa menjadi teman dalam hidup saya. 

Karena dorongan anak bungsu saya yang sangat dewasa, sehingga saya akhirnya mampu bangkit pada hari ketujuh dan selanjutnya. Anak saya yang ke 3 ini baru berumur 6 tahun pada bulan mei tahun ini. Dia terbiasa makan disuapi, tidur ditemani, belum bisa memakai baju sendiri, dan banyak lagi hal-hak yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya. 

Sebagai anak bungsu tentu saya tidak keberatan melakukan hal-hal kecil yang masih rutin kami lakukan bersama. Namun setelah saya dan suami terserang virus ini secara bersamaan, kemudian si kecil kami menjadi sangat dewasa. Makan sendiri, mengambil makanan sendiri, memakai baju sendiri, bahkan tidur sendiri. Hal-hal kecil namun besar bagi kami berdua, aku dan si bungsu. 

Kedewasaannya tidak serta merta membuat saya bahagia. Saya merasakan kehilangan, putra kecil kami yang selalu merengek jika disuapi karena malas makan, putra kecil kami yang selalu lekat dengan gawai hinggga tidur karena saya malas mengantarnya tidur. Semua itu hilang berganti dengan kemandiriannya untuk makan sendiri bahkan tidur sendiri terpisah dari kami, saya dan suami.

Betapa Corona telah merubah semua yang ada didunia ini, bukan hanya tentang PSBB yang telah diganti menjadi PPKM juga tentang kami yang saling menyayangi dan ternyata semakin menyayangi. Harapan-harapan akan segera berlalunya Virus ini membuat keinginan untuk menikmati kehidupan seperti saat sebelum virus itu hadir dimuka bumi ini. 

Betapa damainya saat itu tanpa Corona, bahkan setiap saat saya bisa kemanapun tanpa berpikir akan ditanyakan tentang surat keterangan sehat agar bisa mengikuti aktifitas tertentu. Bersyukur itu memang harus kita lakukan dengan keadaan dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun. Hari ini lebih baik dari yang akan datang, Siapa yang tau. Karena memang menyesal itu akan datang kemudian, kalau diawal itu namanya pendaftaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun