Mohon tunggu...
Eli Maymunah
Eli Maymunah Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Guru, Ibu Dan Istri dari Mamat Rahmatulloh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hari Raya untuk Semua

13 Mei 2021   20:32 Diperbarui: 13 Mei 2021   20:44 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lebaran hari ini terasa syahdu sampai ketulang-tulang. Larangan mudik dan berkerumun bukan halangan untuk tetap bahagia ataupun mencari makna dibalik larangan yang berlaku tersebut. Semalam gema takbir menggema diseluruh penjuru dunia menandakan bahwa setiap negeri sedang bersukacita. Tak terkecuali saya dinegara saya yaitu rumah kami. Walaupun aparat sudah melarang adanya kerumunan akan tetapi dari beberapa hari yang lalu pusat perbelanjaan sangat tidak sesuai dengan aturan ini. Takbir keliling juga semarak dimana-mana baik yang berjalan kaki maupun yang menggunakan kendaraan. Mereka semua bersukacita menyambut hari raya  ied al fitri hari ini. Apalah daya setiap orang memiliki kepentingan dan juga kemauan yang alasannya sesuai dengan latar belakangnya masing-masing.  Maka jadilah larangan adalah aturan dan aturan dilanggar itu menjadi suatu hal yang lumrah (?). 

Walaupun masih dalam suasana pandemi yang melanda negeri ini namun terasa sekali keinginan untuk segera adanya perubahan terjadi dimana-mana. Apakah normal akan seperti sebelum pandemi ataukah benar-benar akan mengalami perubahan yang membawa kepada kemaslahatan. Di kampung tempat saya tinggal hari ini shalat ied al fitri dilaksanakan dimasjid. Alhamdulillah walaupun tidak keseluruhan akan tetapi jamaah bersedia mengikuti himbauan dari pengurus masjid yaitu untuk membawa alas shalat sendiri dan memakai masker. Perubahan pada kebiasaan ini memang tidak signifikan dan juga jauh dari keberhasilan yang menyeluruh namun disini telah tergambar bahwa dikampung pun telah mulai ada kesadaran yang diharapkan oleh semua pihak. Semua orang ingin sehat dan dijauhkan dari penyakit. 

Dengan kesederhanaan yang terasa dikalangan masyarakat awam maka  sedikit banyak pandemi telah membawa kepad perubahan yang diakui atau tidak telah mendarah daging dimasyarakat tak terkecuali masayarakat kalangan bawah seperti saya. Perubahan ini tampak dari cara berbelanja yang telah bergeser dari sistem manual kepada sistem online. Manual disini yang saya maksud adalah pembeli datang ke toko penjual atau lapak penjual kemudian memilih sendiri barang yang akan dibeli. Sekarang sisitem transaksi uangpun telah berubah dari konvensional menjadi virtual dimana masyarakat mulai menggunakan gerai-gerai yang menawarkan pembayaran online dengan nominal terkecil sekalipun contohnya seperti membeli kue nastar untuk lebaran dengan harga Rp. 47.555 rupiah belum termasuk ongkos kirim. Nominal ini tentunya tidak akan bisa dibayar jika menggunakan sistem manual atau konvensional yaitu dengan pembeli memberikan uang sejumlah yang diminta. Yang ada adalah kemudian permen yang bicara yang dihargai dengan harga permen Rp. 1000 dapat 3 biji. Maka timbullah kritik jika membeli tidak bisa menggunakan permen namun jika kembalian kurang maka sah dapat menggunakan permen. Bagi ibu-ibu seperti saya ini sangat tidak adil. 

Serba-serbi Ramadhan kali ini juga bersamaan dengan peringatan hari kenaikan Isa al Masih. Dalam Islam al Masih adalah Nabi Isa, Nabi yang dilahirkan oleh seorang wanita suci yang dipilih oleh Allah serta mendapat kepercayaan untuk menjadi ibu seorang Rasul pilihan. Seorang Nabi tentu akan dipilih nasabnya oleh Allah dengan nasab yang terbaik dan pilihan. Dalam perjalannannya nabi Isa mendapatkan kitab Injil untuk diajarkan kepada umatnya. Sungguh suatu tugas yang amat mulia dan tidak setiap orang mampu untuk melaksanakannya. Kami sebagai penganut Agama Islam diwajibkan untuk mengakui Nabi Isa sebagai Rasul pilihan dan Injil sebagai salah satu kitab yang diturunkan oleh Allah bagi umatnya didunia ini. Sebagai penganut agama samawi atau Agama yang diturunkan oleh Allah maka silsilah dan juga kedudukan setiap Rasul adalah pemimpin Agama yang menjadi rujukan utama. Setelah turunnya Nabi Isa kemudian ditutup dengan turunnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai Nabi terakhir yang membawa mukjizat berupa Al Qur'an yaitu kitab penutup dari agama-agama samawi yang ada di dunia ini.

Saya membaca dimedsos beberapa teman non muslim mengucapkan permohonan maaf lahir dan batin sebagai upaya untuk toleransi dan tenggang rasa terhadap sesama pemeluk agama. Lebih dari itu saya juga menangkap apa yang mereka sampaikan adalah sebagai bukti bahwa dalam hati yang paling dalam mereka ingin menyampaikan ikatan batin terhadap saudaranya sesama manusia di dunia ini. Walaupun dengan segala perbedaan dan keterbatasannya.

Para pembaca yang budiman apapun agama yang anda anut dan hari ini perayaan apapun yang sedang anda lakukan, semoga dengan ketenangan dan kedamaian yang berasal dari masing-masing individu akan membawa kepada kebaikan dan kemajuan bagi bangsa dan negara. Keterpurukan yang diakibatkan oleh pandemi semoga segera berakhir dan dilanjutkan dengan kemajuan diberbagai sektor dengan kemajuan yang merata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun