Mohon tunggu...
Eli Maymunah
Eli Maymunah Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Guru, Ibu Dan Istri dari Mamat Rahmatulloh

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Rioyo

12 Mei 2021   23:20 Diperbarui: 12 Mei 2021   23:25 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Mendengar takbir ied al Fitri menggema hati terasa runtuh, lemas seluruh kesombongan dan kecongkakan yang dibangun oleh rasa AKU. Sejenak mengingat kampung halaman dan orangtua nun jauh disana. Apa kabar? 

Trenyuh dan merasa kecil tanpa arti setelah satu bulan lamanya ditempa dengan puasa menahan lapar dan dahaga. Yakin karena puasa ? atau karena ada yang nagih hutang dan belum beli baju lebaran ? 

Apapun alasannya kumandang takbir mengantarkan setiap insan pada fitrahnya sebagai manusia. Sedangkan setiap individu  kemudian berbeda dalam menyikapinya maka itulah manusia yang tidak akan pernah sama dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada didunia ini.

Bagi kaum urban seperti saya mendapatkan dukungan dari pasangan ataupun orang-orang terdekat agar bersabar dalam menghadapi setiap godaan mudik setiap tahun adalah sangat perlu. 

Bahkan khong guan atau rangginang tidak mampu menahan air mata yang menunggu dipelupuknya. Lebaran yang ditunggu telah tiba, baju baru 3 tahun kebelakang masih cemerlang warnanya, ketupat dan opor ayam sijago telah tersedia. Namun bisikan "tidak mudik" terus menjadi ikon tersendiri.

Lebaran kali ini spesial untuk saya, setiap saat ada yang mengirim link twibonze sebagai pengganti kartu ucapan. Kreatif sekali mereka. Ada yang membuat video, banyak yang mengirim dalam bentuk gambar atau foto. 

Sungguh merupakan suatu keahlian dalam digital. Saya merangkum kiriman link itu kemudian mengisinya dengan foto-foto saya atau keluarga. 

Namun pada akhirnya sayapun tidak ingin memakai link yang dikirim teman-teman tersebut. Saya ingin yang khas punya saya, yang ada nama saya dan keluarga, dengan ucapan yang saya pilih sesuai dengan kemauan saya.

Dan akhirnya saya pun mengirimkannya kepada grup-grup di Whatsapp. Percepatan digitalisasi sungguh menakjubkan, terutama untuk diri saya sendiri. Maaf...

Kepada teman-teman yang sering ketemu dan berinteraksi langsung dengan saya maka dengan sepenuh hati saya dan keluarga mohon maaf lahir dan batin atas semua kesalahan yang saya sengaja ataupun yang tidak saya sengaja. 

Untuk teman-teman yang jarang bertemu atau hanya saling sapa didunia maya demikian juga saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, pasti ada salah kata, salah koma ataupun titik yang menyebabkan sakit hati ataupun merasa tidak di hargai, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun