Mohon tunggu...
eli kristanti
eli kristanti Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

suka fotografi dan nulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Simbol untuk Lawan Intoleransi

12 Mei 2022   14:01 Diperbarui: 12 Mei 2022   14:05 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi yang pernah atau bertempat tinggal di Jakarta, mungkin kita pernah tahu letak masjid Istiqlal. Masjid yang dibangun pada tahun 1961 dan selesai tahun 1978 itu dibangun tak jauh dari gereja Katedral Jakrta yang dibangun oleh Kolonial Belanda pada tahun 1901.

Penentuan lokasi itu awalnya menimbulkan perdebatan antara Bung Karno dan bung Hatta. Namun akhirnya lokasinya ditentukan di bekas benteng Belanda. Waktu itu Bung Karno memilih lokasi itu (meski ongkos pembongkaran bentengnya cukup mahal) karena tak jauh dari gereja Katedral Jakarta  dengan tujuan untuk memperlihatkan kerukunan dan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. 

Setelah 17 dibangun, masjid terbesar di Asia Tenggara itu akhirnya berdiri megah dan menjadi rujukan umat Islam di Indonesia.

Beberapa tahun kemudian ada ide untuk membuat terowongan (bawah tanah atau tunnel) antara gereja Katedral dan masjid Istiqlal. Terowongan ini punya panjang 28,3 meter punya tinggi 3 meter dan lebar 4,1 meter dan luas terowongan sekitar 136 m2. 

Tunnel yang sebenarnya untuk memfasilitasi ruang parkir bagi jamaah masjid Istiqlal dan gereja Katedral Jakarta.

Meski banyak pro kontra, akhirnya teroworongan ini jadi dan dinamai dengan terowongan Silaturahmi. Sama halnya dengan maksud Bung Karno untuk membangun masjid Istiqlal dekat dengan gereja Katedral adalah bahwa negara kita yang punya banyak perbedaan selalu menjunjung tinggi persaudaraan , persatuan dan toleransi beragama sesuai dengan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.

Lokasi dua bangunan tempat ibadah dan terowongan itu sebenarnya simbolik dari fakta bahawa kita mampu bersatu ditengah perbedaan. Simbolisme lokasi dan simbolok silaturami seperti ini penting bagi kehidupan bernegara kita untuk tidak melupakan keberadaan kita dengan segala perbedaan yang ada di Indonesia.

Karena terus terang Indonesia punya banyak hal yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Punya perbedaan yang luar biasa banyak dengan rentang wilayah yang sangat luas. Budaya masyarakat yang berada di ujung kiri peta Indonesia (Aceh) sangat berbeda dengan budaya masyarakat yang berada di ujung kanan peta (Papua) Begitu juga keyakinan (agama) apalagi bahasa.

Simbolik ini penting untuk mengingatkan bahwa kita tidak hanya sendiri (atau kelompok kita sendiri yang ada) tetapi juga kelompok lain dan orang lain.  Simbolik ini juga penting untuk mengingatkan kita betapa tidak berharganya intoleransi.

Kita saling membutuhkan. Aceh banyak menghasilkan minyak  bumi dan beberapa hasil bumi, dan Papu banyak menghasilan tembaga dan beberapa hasil bumi lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh pihak dan daerah lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun