Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merayu Tuhan

5 April 2022   17:41 Diperbarui: 5 April 2022   17:43 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Day 2

MERAYU TUHAN
Elhalima

Malu aku terus dan terus mengeja, berapa masa lagi perutku menerima haknya. Sementara di sudut-sudut malam, jiwa-jiwa tanpa alas dan atap, mengais remah-remah kesabaran bersama tangis dan gelimang air mata anak-anak tercinta.

Di lain kisah, perempuan tua menumpuk sisa-sisa harapan dalam botol-botol plastik sisa segerombolan pemuda berbuka bersama. Dan tak setetes air jua ia jumpa. Menggugurkan niat puasa adalah caranya berbuka.

Di lorong-lorong dan di gorong-gorong, tebaran manusia seperti jentik nyamuk yang siap meregang nyawa. Perut mereka melinting. Lupa entah kapan terisi nasi sepiring. Mungkin pekan lalu, atau sebulan sebelum itu.

Lalu aku, masih pantaskah menuntut pahala? Sedang tangan ini keras menggenggam seluruh dunia yang kupunya. Tak terbilang lapisan dinding dan penjaga, kusewa dan kubayar mahal. Demi setumpuk harta agar tak secuil jua terpental. Istana dunia kubangaun hingga pucuknya menjulang ke angkasa. Aneka rupa lezatnya hidangan, berbaris, tertata luar biasa indah. Tapi sakit yang enggan meninggalkanku, melarang untuk menikmati semuanya.

Tuhan
Beri sedikit masa agar aku mampu memulihkan kewarasanku sebagai manusia. Beri aku ruang lebih luas, agar hatiku menjadi sedikit lembut dan welas pada sesama. Beri aku tatap cinta-Mu, agar luruhlah semua berahiku pada megahnya dunia.

Terlalu jemawa aku sebagai secuil makhluk. Menganggap pada fatwaku semua harus tunduk. Siapa saja yang bernyali membuka suara dan merutuk. Kupastikan lembar nyawanya menjadi hadiah para iblis yang terkutuk.

"Tuhan, jika pintaku terlalu melimpah, perjumpaan dengan-Mu adalah hadiah paling mewah."

 Cilegon, 05.04.2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun