Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahagianya Sua Muka

19 Mei 2021   10:53 Diperbarui: 19 Mei 2021   23:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya, wanita muda ini bernama Siti Asiah. Dia alumni kami. Mungkin lebih dari sepuluh tahun kami tidak bertemu sejak dia menyelesaikan aliyahnya. Dia kkemudian melanjutkan studinya di UIN SMH Banten. Setelah lulus, dia mengabdi dan menjadi ustadzah di Nurul Fikri Lembang, Bandung. Di sanalah wanita muda ini bertemu jodoh pilihan Rabbnya. Lelaki muda berasal dari Tasikmalaya yang juga menjadi ustadz di ma'had yang sama.

Saat ini, mereka telah dikaruniai seorang putra dan putri yang salih dan salihah. Senang dan bahagia mendengar semua kisah dan pengalamannya menjalani kehidupan. Naik dan turun, suka dan duka, semua dilalui dengan  selalu memohon petunjuk dari Allah SWT.

Dia terkejut saat melihat putra ketigaku, Shidqi. Saat dia aliyah, Shidqi lahir dan dia termasuk orang yang banyak mengasuh anak ketigaku ini. Saat bayi Shidqi, berumur satu bulan, masuk ICU selama beberapa hari dan sepuluh hari dalam ruang perawatan, dia sering menangis di kamar yang dia tempati. Wanita ini memang sangat lembut dan penuh kasih. Tutur katanya sangat lembut. Tidak ada intonasi tinggi yang kudengar selama dia tinggal bersama kami.

Meski pasangan muda, jelas sekali kalau dia dan suami memiliki visi dan misi yang jelas dalam membina rumah tangga. Sesuatu yang terkadang miss dalam pikiran pasangan yang hendak mengarungi dunia rumah tangga.

Mereka memiliki komitmen yang besar terhadap penanaman dan penerapan nilai-nilai agama. Bahwa agama adalah pondasi dan tiang, di mana saat kita dalam kondisi 'tidak baik-baik saja', kita bisa dengan nyamannya bersandar padanya. Agama sebagai tempat kembali saat kita telah lelah dengan semua bentuk kepongahan dunia. Agama adalah tempat paling nyaman untuk menetap.

Putra-putri kecilnya sangat sopan. Mereka bermain lego dengan tertib dan tidak berlarian serta berteriak-teriak seperti anak kecil lainnya. Ya, pola pengasuhan orangtua memang sangat berpengaruh pada anak. Anak akan meniru semua perilaku dan perkataan orangtuanya. Disadari  atau tidak, saat kita berkata kasar, anak akan meniru kita. Saat kita berkata kotor, anak akan meniru kita. Jika orangtua sering lalai dengan salat, anak juga akan menganggap salat bukan hal yang penting untuk dilaksanakan.

Begitu pula sebaliknya. Jika kita selalu terlihat membaca Al-Qur'an, anak akan memiliki tabiat dan kebiasaan yang sama. Di saat orangtuanya concern dengan masalah aurat, anak akan memiliki mind set yang serupa dan jika orangtua selalu mengedepankan materi, anak akan menganggap materi adalah segalanya. Kelak, saat anak-anak telah dewasa, kita baru akan merasa senang atau menyesal atas semua yang telah kita polakan pada mereka sejak kecil

Semoga masih ada waktu bagi kita sebagai orangtua untuk memperbaiki pola pikir dan pola asuh kita pada anak-anak. Sebagai manusia, orangtua tidak selamanya benar. Terkadang kita juga salah. Anak-anak pun tidak selamanya menjadi manusia kecil yang bisa kita atur. Suatu saat mereka akan memiliki aturan dan kemauan sendiri.

Setelah kami berbincang tentang banyak hal, Ciah pun permisi untuk pulang. Dia memelukku lagi. Kali ini lebih lama dari saat dia datang. Ada isak kecil kudengar keluar darinya.  Rangkaian kata terima kasih di sela-sela isaknya, pun terdengar. Aku tak bisa berkata apa-apa, hanya sederet doa semoga keluarganya senantiasa dikaruniai keberkahan, keridhaan, dan perlindungan dari Allah SWT. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun