Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Ibu: Tidak Sempurnamu adalah Kesempurnaanmu

22 Desember 2020   19:08 Diperbarui: 22 Desember 2020   19:33 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bunda! Mungkin kita sering membaca kisah tentang wanita hebat. Presiden wanita yang sangat kuat dan digjaya. Seorang Diva yang dipuja oleh jutaan orang. Atau seorang pengusaha wanita dengan omset ratusan juta rupiah per hari.

Lalu Bunda membandingkannya dengan diri sendiri. Apa yang sudah aku capai? Lantas Bunda menjadi sedih karena mendapati bahwa tidak ada pencapaian istimewa yang bisa Bunda banggakan.

Tahukah Bunda, bahwa tidak semua wanita dilahirkan untuk menjadi hebat dan istimewa. Setiap wanita memiliki takdirnya masing-masing. Catatan yang telah dibuat sangat serius oleh Allah SWT.

Bunda, saya, dan kita semua tidak boleh menyangsikannya. Skenario Allah adalah yang terbaik. Kita sebagai pemain, cukup menjalani peran kita dengan penuh penjiwaan.

Jika kita umpamakan demikian, sebagai pemain professional, Bunda memiliki kesempatan berimprovisasi. Seorang sutradara, tidak akan bertindak diktator dengan mengharuskan pemainnya beradegan persis  sesuai skrip yang dia buat. Jika pemain memiliki kemampuan memodifikasi adegan dan skrip, yang berpeluang pada peningkatan kualitas drama, why not?

Seperti itu pulalah Bunda dalam posisi sebagai ibu. Takdir yang kita terima adalah skrip yang akan kita lakonkan. Selanjutnya keahlian dan kemampuan kita bermanuver dengan takdir itu menjadi ranah hak kita.

Dalam menjalankan perannya, seorang pemain harus berakting penuh totalitas. Maka, Bunda, peran apa pun yang telah diberikan oleh Allah, harus kita lakoni dengan penuh tanggung jawab.

Tidak mengapa jika Bunda tidak dikenal di seantero jagat raya, asal Bunda dikenal baik, perhatian, dan senantiasa dekat dengan anak-anak dan suami, itu sudahlah cukup. Tidak mengapa jika Bunda tidak bisa memasak seperti layaknya chef di restoran ternama, yang terpenting anak-anak dan suami merasa puas dengan hasil masakan Bunda.

Tidak mengapa suara Bunda tidak semerdu Rosa, yang jelas, anak-anak dan suami merasa betah dan nyaman dengan sedikit 'teriakan' Bunda di pagi hari. Tidak mengapa jika Bunda tidak memiliki karier secemerlang Oki Setiana Dewi, yang jauh lebih membahagiakan adalah anak-anak selalu akrab, nyaman, dan menerima Bunda apa adanya.

Jadi, tidak perlu ingin menjadi wanita lain. Menjadi ibu biasa dengan kemampuan memasak biasa, suara yang biasa, karir yang biasa, adalah sebuah peluang untuk menjadi luar biasa.

Ketidaksempurnaan Bunda, memberikan peluang bagi Bunda untuk terus berpikir memperbaiki diri, meningkatkan kemampuan dalam menjalani peran sebagai ibu dan istri yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun