KARMA CINTA
Oleh: Eli Halimah
Kali ini Villand pulang ke Indonesia dengan terpaksa. Ada hal mendadak yang orang tuanya ingin kabarkan. Entah apa itu. Mereka tak mau memberitahunya.
Rencana liburannya dengan Clarissa ke North Stadbroke Island terpaksa dibatalkan. Clarissa sempat merajuk, tapi Villand berhasil membujuknya. Dia berjanji dalam sepekan akan kembali lagi.
*******
Pukul 22.00 Villand akhirnya bisa mengistirahatkan tubuhnya di mobil yang dikemudikan Pak Yamin, supir ayahnya. Senyum menyimpul di bibirnya saat melirik Jam tangan Hublot Classic Fusion yang melingkar amat pas di tangannya. Itu hadiah ulang tahun dari Clarissa bulan lalu.
Dari Bandara Ngurah Rai mobil menuju ke daerah Singaraja. Rintik hujan menyambut kedatangannya yang hampir satu tahun tak pulang.
Kalau bukan karena paksaan orang tuanya, dia tak ingin pulang. Siapa pula yang rela melewatkan Desember yang sangat cantik di Australia. Salju dan keramaian Natal adalah hal yang sangat mmenarik di penghujung tahun. Apalagi dengan Clarissa di sisinya.
Setelah satu jam perjalanan, Villand sampai di rumahnya. Remang lampu malam hari membuat suasana luar rumah nampak sangat indah.
Villand menuju pintu depan, terkunci. Aneh, sejak kapan orang tuanya merubah kebiasaan mengunci pintu depan. Hampir seumur hidupnya dia tahu kebiasaan mereka. Akhirnya dia mencari bel.
Pintu terbuka. Seorang wanita berkerudung berdiri di depannya. Villand mengamatinya. Wanita itu segera memeluknya.
"Alhamdulillah, akhirnya kamu pulang, Nak!"
"Mama?"