Pukul 08.30 selepas menyiram tanaman dan bunga-bunga sekitar rumah, aku duduk sambil menikmati beberapa tulisan teman-teman SMA. Tetiba teleponku berbunyi. Sebuah nomor terpampang di layar hp dengan gambar anak laki-laki berkalung sorban. Walaupun tidak aku save nomor itu, tapi aku cukup kenal bahwa itu nomor dari musyrif pondok, tempat di mana anakku saat ini berada.
Segera aku terima panggilan itu.
"Assalaamu'alaikum, Ma. Ini kiki," suara yang sudah kurindukan terdengar sangat indah di telingaku.
"Wa'alaikumussalaam. Ya, Kak. Gimana, sehat?"
"Alhamdulillah sehat, Ma. Oya, ma. Perlengkapan pramukanya ada yang kurang. Itu tuh, Ma, yang buat di topi baret. Pin yang ada balok plastic warna merah. Apa ya namanya?"
"Hehe, mama juga ga tahu namanya kak. Tapi in syaa Allah mama faham kok. Terus apa lagi, Kak?"
"Buku pidato 3 bahasa juga ya, Ma. Bahasa Arab, Inggris sama Indonesia buat muhadhoroh. Terus beliin makanan, kaya ciki-ciki an. Pokoknya yang suka kiki beli itu, Ma."
"Ya..ya.Eh sebentar ya, Kak. Mama mau tulis dulu, takut lupa." Aku ambil pulpen dan kertas yang memang di meja kerja lesehanku selalu tersedia.
"Tadi apa Kak yang diminta?"
"Pin topi baret, buku pidato 3 bahasa, makanan. Tambah ya, Ma. Susu milo sama susu kental manis. Terus kiki minta dibeliin itu dong, Ma, gantungan. Tapi bukan gantungan baju. Gantungan yang ada lemnya, jadi tinggal nempelin aja di pintu lemari."
"Oh, yay a. mama tahu. Ada lagi kak?"