Meningkatkan Literasi Belajar bagi Anak Usia Sejak Dini

Meningkatkan Literasi Bagi Anak Usia Dini 

Lerner (1988: 349) menyatakan bahwa kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi.lihat disini http://kupasiana.psikologiup45.com/ 

Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas berikutnya:

1. Anak menjadi minder atau malu bergaul dengan teman-teman sebayanya.

2.Kurangnya dorongan dari orangtua terhadap anak akan berpengaruh pada kondisi dan motivasi belajar.

3.Anak malas belajar, tidak ada bimbingan dari orangtuanya.

4.Pendidikan dimulai dari keluarga karena keluarga adalah wadah yang tepat, bukan dari sekolah.Sekolah hanya mengarahkan anak pada jenjang pendidikan dan kehidupan selayaknya. Selanjutnya tugas orangtua adalah mengasuh, membesarkan, melindungi, mendidik dan memberikan dukungan sepenuhnya, tujuannya adalah mencapai visi yang di inginkan oleh orangtua.

Di dunia pendidikan saat ini, baca tulis mutlak diperlukan bagi semua murid.Buku pelajaran maupun buku bacaan merupakan sarana untuk belajar bagi peserta didik. 

Tanpa menulis dan membaca maka dunia sekitar akan gelap, hingga proses transformasi ilmu pengetahuan tidak akan berjalan dengan maksimal, seperti yang di harapkan oleh pemerintah dengan pengembangan pendidikan yang berbasis karakter, multikultural, dan pengembangan desain teknologi memajukan pendidikan dan tranformasi yang menuju arah kolaborasi. 

Melalui kegiatan SLN (Sekolah Literasi Nasional) yang dilaksanakan oleh Forum Indonesia Menulis sebagai Program Organisasi Penggerak yang bekerja sama dengan Kemendikbud dengan goal besarnya adalah penerapan peserta didik 100%, nilai AKM meningkat yang ditunjukkan dari meningkatnya hasil belajar dan survey lingkungan belajar yang membantu siswa untuk terus-menerus meningkatkan minat baca menulis untuk merangsang daya berpikir. 

Pentingnya literasi belajar melalui berbagai metode pembelajaran yang tidak membosankan siswa, pegiat literasi, jadi pendidikan bukan hanya untuk anak-anak, tetapi pendidikan bagi orang dewasa dengan metode belajar yang sudah dikemas dalam bentuk tulisan atau media yang kreatif, efektif, inovatif hingga mampu menerangi pikiran manusia.