Mohon tunggu...
Elgin Alwan
Elgin Alwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Mulia Malaikat Pintu Surga

25 Januari 2021   11:20 Diperbarui: 25 Januari 2021   11:47 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wa-andzirhum yawma alhasrati idz qudhiya al-amru wahum fii ghaflatin wahum laa yu/minuuna

Artinya: “Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.” (QS. Maryam [19]: 39).

Jabir bin Abdullah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Ketika hari kiamat terjadi dan dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur. Allah lantas memberi wahyu kepada Malaikat Ridwan: “Wahai Ridwan, aku telah mengeluarkan orang-orang yang berpuasa dari kuburnya dalam keadaan lapar dan haus, maka sambutlah mereka dengan menyuguhkan makanan panggang dan buah-buahan dari surga.”

Malaikat Ridwan lalu memanggil pembantunya: “Wahai Gilman, Wahai Wildan…”. Kemudian para pelayan surga itu datang dengan membawa nampan yang terbuat dari nur, mereka berkumpul di dekat Ridwan. Jumlah mereka lebih banyak dari ada hitungan tetesan air hujan dan bintang-bintang di langit serta daun-daun pepohonan. Mereka datang dengan membawa buah-buahan yang banyak, aneka macam makanan, minyak samin dan minuman yang lezat. Mereka menjemput ahli puasa, serta berkata: “Makanlah dan minumlah dengan nikmat apa yang pernah kamu dahulukan dalam beberapa hari yang telah lewat”.

Dalam riwayat yang lain dikisahkan: tatkala penduduk surga datang ke lapangan yang luas, maka terlihat oleh mereka di lapangan itu terdapat pohon yang beraneka macam. Di atas pohon tadi terdapat buah-buahan yang beraneka warna. Ahli surga juga melihat beberapa mata air yang dingin, yang mengalir di antara pepohonan dan bunga-bunga yang beraneka macam. Sedangkan daun-daun pohon tersebut menjuntai ke bawah.

Lalu berhentilah penduduk surga di bawah teduhan pohon itu, mereka kemudian meminum air yang dingin. Seketika itu hilanglah di hati mereka rasa dendam, tidak ada penipuan, tidak ada rasa dengki, tidak ada hasut, tidak ada takabur, tidak ada marah, dan tidak ada permusuhan.

Semuanya telah keluar sebab minuman air tadi. Akhirnya jadilah lahir dan batin ahli surga bersih seperti perak. Kemudian mereka naik buraq untuk datang ke pintu surga. Mereka disambut oleh penjaga pintu surga (Ridwan) dengan taburan permata, perak dan mutiara di kepala mereka seraya berkata: “Semoga salam sejahtera dan kebahagiaan tetap tercurahkan kepada kalian, masuklah kalian ke surga yang abadi ini.”

Penduduk surga itu kemudian masuk ke dalam surga, lalu mereka berhenti di tempatnya masing-masing. Kemudian datanglah pada mereka bidadari yang di tangannya terdapat gelas dari mutiara dan yaqut yang dipenuhi dengan beraneka macam minuman. Penduduk surga lantas meminumnya dari gelas yang ada di tangan bidadari. Setelah itu, mereka bersyukur dan sibuk dengan kenikmatannya masing-masing.

Adapun mengenai hilangnya rasa dengki dan dendam di hati penghuni surga, telah dijelaskan dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): ‘Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman. Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan’.” (QS. Al-Hijr ayat 45-47).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun