Mohon tunggu...
elfri tago
elfri tago Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Bahagia bersama

Hidup harus selalu senang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritik Teater "Bayangan Tuhan" Karya Arifin C Noer

27 November 2021   10:37 Diperbarui: 27 November 2021   10:51 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

teater berjudul dalam bayangan tuhan pada tanggal 14 november 2019 karya Arifin C Noer.

dalam drama ini mempunyai tiga alur cerita yaitu maju. mundur dan maju.

alur pertama maju dengan pekenalan tokoh, drama dalam banyangan tuhan menceritakan perjuangan seorang laki laki yang bernama sadek. sadek seorang anak dari sepeluh bersaudara yang tinggal di kota cirebon dan mencoba mengadu nasib diperkotaan. sadek tinggal di jakarta bersama istrinya bernama oni. sadek adalah seorang buruh yang sangat miskin. di awal pembukaan kita melihat perdebatan sadek dan direktur yang dimana membahas persoalan hak gaji yang telah di korupsi oleh sang direktur. sadek mencoba mengajak berdiskusi untuk menanyakan hak uang para pekerja yang telah diambil secara diem diem oleh direktur. dan sadek mengkritik bahwa pakain yang digunakan direktur tersebut sangat mewah dan jika dijual pakaian tersebut bisa membiayai 2 anak sekolah dan bisa membantu orang yang tidak mampu. sadek menyindir sang direktur tentang tingkat sosial yang hasil tersebut merupakan dari keringat para buruh yang selama ini pernah bekerja di kantornya tersebut.

direktur ini bernama eka yaitu salah satu orang telah sukses di jakarta. bagi eka, sadek merupakan seorang yang melepori para pekerja untuk melawan dia. tapi eka meyakinin para pekerja untuk tidak mempercayai hasutan sadek terhadap dirinya sendiri dan berani membuktikan di meja pengadilan bahwa dirinya tidak bersalah.

eka mengatakan "penampilan adalah sebagai lambang filsafat bagi manusia untuk memuliakan manusia". di sini kita bisa mengetahui bahwa pakaian sebagai identitas manusia sebagai lambang seseorang untuk ingin di puji bukan dilihat dari prilaku dan tindakan manusia, dengan hanya pakaian manusia bisa menilai derajat seseorang.

eka juga mengatakan "memberi tips uang adalah bisnis hubungan antara pembeli dan penjual" eka memberikan kita pandangan bahwa uang adalah sebagai perantara semata dan tidak lebih dalam menilai seseorang baik atau buruknya orang itu. eka adalah seorang terpelajar dia menganggap jaman sekarang itu jaman tukar pikiran dengan baik. senjata eka adalah pikiran dan kata kata yang selalu di junjung tinggi sebagai manusia modern. istri eka sangat sayang sama suaminya. setiap hari dibawakan bekal bubur sebagai tanda rasa kasih sayang.

kritikan dalam cerita alur pertama saya simpulkan bahwa sebuah keserakahan manusia membuat seseorang buta dan tidak mempunyai hati terhadap orang lain. baik itu saudara sendiri maupun orang disekitarnya. sadek mengajarkan kita sebagai manusia bahwa keadaan miskin membuat seseorang berjuang akan kehidupan walaupun berat dalam menghadapinya dan saling tolong menolong terhadap orang lain. dan eka membuat kita berfikir bahwa uang bisa membutakan seseorang akan pentingnya sikap sebagai manusia bukan memuja uang untuk dijadikan jati diri seorang manusia. penampilan bukan untuk di sanjung orang lain tapi hanya sebagai penutup akan tubuh manusia dan tidak menilai seseorang manusia itu sendiri dari sebuah penampilan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun