Mohon tunggu...
Ahmed Qodar El Firdausy
Ahmed Qodar El Firdausy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sarjana Terapan Universitas Negeri Surabaya

Hobi bermain futsal dan game online

Selanjutnya

Tutup

E-Sport

Polemik E-Sport Mobile Legends di Mata Orang Tua

30 Mei 2022   19:55 Diperbarui: 30 Mei 2022   20:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
E-Sport. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jamie McInall

Pada era digitalisasi ini tidak dapat dihindarkan lagi pengaruh positif maupun negatif dari perkembangan teknologi dan internet dikalangan masyarakat Indonesia. Dari kebanyakan kalangan pengguna teknologi dan internet ini adalah remaja. Remaja pada umumnya tidak akan terlepas dari dunia game online yang ada di HP maupun di PC. Game online sekarang termasuk dalam cabang olah raga atau biasa dengan sebutan E-Sport. Dunia E-Sport di Indonesia sangat berkembang pesat salah satu gamenya adalah Mobile Legends. 

Game Mobile Legends juga memiliki liga yaitu MPL sebagai ajang kompetitif sebuah tim Mobile Legends. Liga MPL Indonesia terdiri dari 8 tim besar. Salah satu tim yang pernah mengharumkan nama Indonesia dalam kompetisi dunia adalah EVOS Legends. Evos Legends juara 1 pada kompetisi Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB) M1 Worldwide Championship. Pada sea games tahun 2019 tim MLBB Indonesia mendapatkan perak (juara 2).  Pada tahun 2022 ini tim MLBB Indonesia juga mengikuti ajang sea games lagi dan mendapat perak (juara 2). Dengan berbagai prestasi-prestasi yang telah diriah baik secara tim profesional maupun secara timnas MLBB Indonesia, dengan demikian secara tidak langsung akan mendongkrak kepopuleran game Mobile Legends dalam masyarakat Indonesia.

Selain dijadikan hiburan, game ini juga bisa dijadikan sebagai penghasilan yang lumayan besar, salah satunya adalah menjadi gamer. Banyak anak remaja sekarang melakukan live streaming game Mobile Legends. Tetapi banyak orang tua yang masih beranggapan bahwa bermain game tidak dapat menghasilkan apa-apa dan banyak nilai negatifnya. Padahal jika dilakukan secara serius bukan tidak mungkin game bisa menjadi lumbung penghasilan sekaligus pekerjaan sampingan dimasa remaja sekarang.

Penulis : Ahmed Qodar El Firdausy

Mahasiswa Sarjana Terapan Administrasi Negara, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya

Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun