Mohon tunggu...
Elfira Rahma Putri
Elfira Rahma Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknologi Sains Data Universitas Airlangga

heppi reading :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila Senjata Luhur Bangsa Hadapi Pandemi Covid-19

24 Maret 2021   13:59 Diperbarui: 24 Maret 2021   14:15 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Saudara-saudara! Dasar-dasar Negara telah saya usulkan. Lima bilangannya. Inikah Panca Dharma? Bukan! Nama Panca Darma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar."-Ir. Soekarno-

Sudah genap satu tahun sejak kasus pertama Covid-19 ditemukan di Indonesia. Jutaan jiwa harus menanggung beban lahir maupun batin yang tak tau pasti kapan akan berhenti. Ribuan usaha gulung tikar tanpa aba-aba, sekolah 'online' diwarnai bermacam kendala, jutaan tenaga kesehatan susah payah menyelamatkan tiap-tiap jiwa, serta segala keterpurukan lainnya yang tentu saja banyak menguras air mata.

Dalam menghadapi peperangan tak kasat mata ini, tentunya dibutuhkan sebuah senjata untuk memenangkannya. Bangsa yang berhasil memenangkan musuh tak kasat mata ini ialah bangsa yang memiliki sinergitas mulai dari kursi-kursi pemerintahan hingga setiap lapisan masyarakatnya.

Kutipan pidato Presiden Soekarno diatas seakan membangkitkan kesadaran akan pentingnya keberadaan senjata luhur bangsa dalam perlawanan pandemi, yakni Pancasila. Suatu dasar negara bukan kewajiban negara. Artinya, pancasila sebagai way of life juga way of think bagaimana seharusnya bangsa Indonesia menyikapi peperangan tak kasat mata ini.

Pancasila Kompas Kehidupan Bangsa

Kompas dalam sebuah peperangan merupakan salah satu alat yang sangat vital keberadaannya. Perlu adanya acuan harus ke arah mana dan seperti apa bangsa ini akan melewati peperangan. Hal ini sudah jelas tertuang dalam sila ke-4 Pancasila, nilai permusyawaratan.

Pemerintah sebagai komando rakyat dituntut untuk terus merumuskan kebijakan yang benar-benar sesuai dengan kondisi rakyat dalam menghadapi krisis di berbagai sektor kehidupan. Tentunya, kebijakan yang telah dirumuskan juga harus diikuti dengan evaluasi di tengah kondisi yang serba dinamis ini. Sebuah kebijakan sejatinya merupakan hubungan dua arah antara pemerintah dan rakyatnya. Keberhasilan akan tercapai jika sinergitas keduanya dapat terpenuhi.

Dalam hal lain, yang lebih utama adalah hubungan kita dengan Tuhan Yang Maha Esa. Seperti dalam sila pertama Pancasila, Indonesia adalah negara beragama. Tuhan merupakan kompas kehidupan pertama bagi hamba-hambaNya. Pandemi ini mengingatkan kita untuk terus mensyukuri apa-apa yang dulunya kita anggap sebagai hal lumrah dan sekarang menjadi hal yang sangat payah untuk diusahakan.

Pancasila Peluru Kemanusiaan di Seluruh Penjuru Tanah Air 

Di tengah kondisi krisis ini, seringkali kita abai akan 'peluru-peluru kecil' berbekal kebaikan dan ketulusan hati yang ditembakkan oleh orang-orang di sekitar kita. Seorang guru yang rela menghampiri satu per satu rumah muridnya, seorang pengusaha yang tetap mempertahankan karyawannya tanpa memperhitungan laba, dan yang paling jelas terlihat tentunya para tenaga kesehatan sebagai garda terdepan yang menyelamatkan banyak jiwa tanpa melihat asal-usulnya. Hal ini telah jelas tertuang dalam Pancasila sila ke-2 dan 5. Prinsip kemanusiaan dan keadilan adalah peluru terbaik bagi bangsa kita untuk menghadapi peperangan tak kasat mata ini.

Pancasila Benteng Pertahanan Bangsa

"Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu 'gotong royong'. Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong." Kutipan dari pidato Presiden Soekarno tersebut sudah sangat jelas memperlihatkan benteng apa yang harus bangsa Indonesia bangun di masa krisis seperti sekarang ini. Sila ke-3, prinsip Bhinneka Tunggal Ika harus mengakar kuat dalam tindak-tanduk kita. 

Tahun lalu, sekarang, bahkan tahun depan situasi sulit akan terus kita hadapi. Indonesia adalah bangsa yang kuat, Pancasila akan selalu menjadi senjata luhur bangsa dalam mengahadapi peperangan tak kasat mata ini. Mari kita bersama-sama memenangkan peperangan ini, ciptakan peluang di tengah berbagai kemustahilan. Lekas sembuh Indonesiaku.

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun