Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Sebuah Kisah yang Disembunyikan Hujan

22 Oktober 2022   15:25 Diperbarui: 1 November 2022   17:58 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: hari setelah hujan. (sumber: pixabay.com/wal_172619)

"Dongengnya Pangeran Kodok lagi, ya, Bu!" Pinta Aisyah renyah.

Seperti malam-malam sebelumnya aku tak kuasa menolak permintaan bocah itu. Mendongenginya sebelum beranjak tidur.

Ya, Aisyah. Ia terlalu berharga bagi hidupku. Menyenangkan hatinya meski harus mengulang dongeng itu-itu juga, bagiku adalah suatu keharusan.

Kukatakan sekali lagi, Aisyah terlalu berharga bagi hidupku. Betapa tidak. Di usiaku yang sudah tidak muda lagi ia hadir sebagai teman, pelipur hati, sekaligus pengusir rasa sepi.

Usai mendengar akhir dongeng Pangeran Kodok favoritnya, Aisyah pun tertidur pulas. Wajahnya yang manis memancarkan cahaya menenangkan.

***
Menatap diam-diam wajah manis Aisyah membuatku kembali terkenang pada masa lalu. Masa di mana aku 'mendapatkan' Aisyah secara begitu tiba-tiba.

Baiklah. Akan kuceritakan satu kisah yang pernah disembunyikan oleh hujan. 

Suatu senja langit menumpahkan air begitu deras, disertai petir yang menyambar-nyambar. Aku baru saja berniat menutup gerai toko ketika seorang perempuan muda berlari-lari kecil menyeberang jalan, menuju ke arahku. Tubuh perempuan itu basah kuyup sebab ia tidak mengenakan mantel hujan atau payung.

"Bu, boleh saya ikut berteduh sebentar di sini?" Perempuan itu menerobos masuk ke dalam toko, menatapku dengan mata sayu. Tubuhnya menggigil kedinginan.

Penampilan perempuan muda itu sontak mencuri perhatianku. Terutama pada bagian perutnya yang membuncit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun