Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gugat Ayah Kandung 3 M, Anda Waras?

28 Januari 2021   06:07 Diperbarui: 28 Januari 2021   07:09 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:newsmaker. tribunnews.com

Masya Allah, diary, tahu tidak kasus anak menggugat orangtua belakangan ini kian marak? Sekadar contoh, yang lagi hangat dan ramai dibicarakan adalah kasus yang terjadi di Bandung. Seorang anak menggugat Ayah kandung yang sudah berusia sangat lanjut. Dan, tidak main-main, gugatan yang diajukan sebesar 3 M!

Meski kejadian semacam ini (anak menggugat orantuanya) bukan lagi hal baru, dan akan terus ada selama dunia ini masih berputar, tapi mbok iya, sebelum ditindaklanjuti semua dipikir dulu dengan kepala dingin, dengan hati sumeleh.

Kewarasan yang patut diragukan. 

Barangkali kalimat itu yang paling cocok disematkan bagi anak yang tega menggugat orangtuanya sendiri. Di mana letak hati nurani mereka? Apakah mereka pikir --- dulu usai dilahirkan, seorang anak bisa mengurusi dirinya sendiri? Tidak butuh peran Ayah atau Ibu? Bisa cari makan sendiri, cebok sendiri, trus langsung pinter, begitu? Sungguh, Dy, aku jadi emosi jiwa mendapati kenyataan ini.

Apa?! Jangan-jangan fenomena anak menggugat orangtua ini adalah tanda-tanda lunturnya nilai budi pekerti dan moralitas anak bangsa?

Bisa jadi, sih.

Mari kita telaah sejenak. Dulu kedudukan orangtua begitu diagungkan, mereka dianggap sebagai pepunden paling tinggi yang wajib dihormati. Eh, kini malah dilecehkan, diperlakukan tidak manusiawi dengan diseret-seret ke pengadilan.

Katakanlah, orangtua juga manusia yang tidak luput dari kesalahan. Tapi seorang anak tetap berkewajiban menghormati, menyayangi, dan membahagiakan hati kedua orangtuanya. Jikalau ada masalah intern antar keluarga, bukankan masih bisa diselesaikan secara baik-baik? Jangan grusa-grusu. Ingat, orangtua itu nguwalati. Doa dan sumpah serapahnya mustajabah.

Kembali ke soal anak menggugat Ayah kandungnya sendiri yang lagi viral itu. Apa dikira dengan tindakannya itu ia lantas akan mendapat dukungan dari masyarakat yang terlanjur mengetahui permasalahannya?

Asal tahu saja, ya, Dy. Malah banyak yang mencela keputusannya ketimbang membela dia. Dan, dukungan justru terus mengalir untuk si Bapak Sepuh yang digugatnya. Tidak tanggung-tanggung 40 pengacara siap pasang badan untuk mendampingi beliau. Tuh, kan!

Oh, iya, diary. Satu lagi. Saat si Bapak Sepuh yang digugat itu diberi kabar bahwa salah satu dari anaknya yang ditunjuk sebagai pengacara atas kasusnya meninggal dunia dua hari sebelum sidang perdana digelar, si Bapak Sepuh menangis sesenggukan sembari berkata, "Itu anak  kesayangan Bapak. Saya doain masuk surga, ya."

Duh, diary. Automewek aku.

Dunia memang semakin tua. Banyak hal-hal di luar nalar yang bisa saja terjadi. Krisis moral, misalnya. Sebagai salah satu contoh dari persoalan yang dipicu oleh beragam sebab.

Namun, senyampang kita mampu menyikapinya dengan baik, berpikir jernih, mengedepankan rasa saling menghormati, menyayangi, terutama memupuk kedekatan hubungan batin antara anak, orangtua, dan keluarga, insyaalah segala masalah bisa teratasi.

Lantas bagaimana?

Apanya?

Tentang kelanjutan gugatan si anak terhadap orangtuanya itu.

Kabarnya sih sudah berlangsung tahap Mediasi. Kita doakan bersama, yuk, Dy. Si anak segera eling, sadar, dan gegas memeluk Ayahnya yang sudah renta untuk meminta maaf. Sebelum nganu, Tuhan ikut turun tangan.

***

Malang, 28 Januari 2021

Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun