Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Menghadapi Pasien Nakal dan Gangguan Psikosomatik Coronavirus

26 Januari 2021   15:27 Diperbarui: 28 Januari 2021   16:14 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa cemas berlebihan kala pandemi covid-19. (sumber: Shutterstock/Anton27 via kompas.com)

Tentu saja kejadian semacam ini mau tidak mau membuatku deg-degan. Bagaimana tidak, wong sebelum pasien melakukan test swab akulah orang pertama yang bersentuhan dengan mereka sebelum ditangani dokter.

Trus contoh kenakalan lain? 

Baiklah. Kuceritakan juga, ya. Akan halnya kelakuan si pasien ini --- sebut saja si A. Dari hasil test swab si A dinyatakan positif dan wajib melakukan isolasi mandiri selama kurang lebih 2 minggu. Eh, ujug-ujug baru juga dua hari si doi sudah nungul. Dan, parahnya lagi, tanpa rasa bersalah si A ini ngotot menerobos masuk ingin bertemu dokter.

Repot nian menghadapi orang ngeyel semacam ini, ya, diary. Sekalipun sudah diingatkan sampai mulut berbusa-busa mengenai kemungkinan penyebaran Covid saat bertemu orang lain, tetap saja mereka bersikap ndableg. Berlagak masa bodoh, tidak mau tahu.

Sikap dokter sendiri bagaimana? Dokter, sesuai dengan sumpahnya tentu saja tidak bisa menolak pasien.

Hadeeuh, diary. Bisa dibayangkan, bukan? Tugasku jadi dobel. Tidak saja harus menjaga keselamatan diri sendiri, tapi juga keselamatan dokter. Tahu tidak, dokter yang kudampingi ini sudah berusia lanjut. Sudah sangat sepuh. Jadi memiliki kemungkinan risiko terpapar Covid lebih tinggi, bukan?

Kembali pada pasien nakal. Sepertinya sudah waktunya aku bertindak tegas. Jika mereka memaksa datang ke tempat praktik, maka aku tak segan maju memberi peringatan. 

Mereka harus patuh pada protokol kesehatan. Wajib isolasi mandiri sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sekiranya butuh konsultasi dengan dokter, cukup via telpon. Jika perlu obat-obatan, kami bisa mengirim lewat gosend atau menyuruh orang kami.

Oh, iya, diary. Kebanyakan pasien yang terpapar Covid enggan dirujuk ke Rumah Sakit. Kalau pun mereka mau, pihak Rumah Sakit yang menolak karena daya tampung penuh.

Lantas bagaimana dengan gangguan Psikosomatik Coronavirus yang kualami? 

Bersyukur aku orangnya cepat tanggap dan tidak mudah menyerah. Aku juga tidak ingin berlarut-larut menghadapi kecemasan berlebihan. Selain melakukan protect terhadap pasien nakal, aku kian getol menjaga kesehatan diri sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun