Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bunga Desember dan Cintaku pada Narcissus

4 Desember 2020   15:38 Diperbarui: 4 Desember 2020   16:09 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hirahiraito.wordpress.com

Aku Echo. Peri hutan yang dikutuk oleh Dewi Hera karena sebuah kesalahan. 

Hanya kesalahan kecil, menurutku. Tapi tidak bagi Hera. Melindungi perselingkuhan Dewa Zeus---suaminya dengan teman baikku adalah kesalahan fatal yang tidak terampunkan. Hera merasa pantas menghukumku. Maka diambilnya suara merduku. Dijadikannya aku peri hutan yang gagu.

"Kamu hanya bisa mengulangi perkataan orang yang mengajakmu bicara." Hera berkata tegas.

Baiklah. Kuterima hukuman itu dengan pasrah. Tapi aku percaya suatu hari nanti Hera akan berubah pikiran. Ia pasti berbaik hati mengembalikan suaraku lagi.

***
Suatu pagi di bulan kesekian. Aku berjalan-jalan sendirian mengitari tepi hutan. Kabut tipis sisa perhelatan tadi malam masih menggelayut turun, membuatku sesekali berhenti di balik rerimbun bunga perdu.

Tak kulihat satu makhluk pun berkeliaran. Tidak juga satwa-satwa. Mungkin, mereka tengah melakukan hibernasi.

Tak terkecuali teman-temanku---para peri, mereka tampaknya lebih memilih bermalas-malasan di balik selimut tebal yang terbuat dari pintalan bulu domba.

Oh, ya. Kuberitahu. Hari ini adalah hari berakhirnya kutukan Dewi Hera terhadapku. Hera sudah berjanji begitu. Nanti ketika matahari tepat berada di puncak kepala ia akan mengembalikan suaraku.

"Amboi, wajah rupawan siapakah ini yang sedari tadi tersenyum-senyum kepadaku?" Mendadak aku dikejutkan oleh sebuah suara. Mata biruku pun sontak sibuk mencari-cari.

Oh, kiranya dia! Dewa tampan bernama Narcissus itu.

Tapi tunggu. Mengapa dadaku berdegup kencang saat menyebut nama Narcissus? Ada apa ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun