Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bocah Perempuan Itu Menelan Mantra Secara Tak Sengaja

9 Oktober 2020   05:07 Diperbarui: 13 Mei 2022   05:18 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia baru berusia belasan tahun ketika untuk pertama kalinya mengenal kata-kata aneh yang ditulis dalam huruf Jawa Kawi. Itu pun dilakukan secara tidak sengaja.

Ceritanya begini. Suatu hari mata bocah perempuan kelas 5 SD itu tertumbuk pada sebuah buku yang diletakkan secara tidak wajar. Buku tebal itu bertengger di atas rak di sudut kamar tidur Ayah angkatnya. Ukuran raknya cukup tinggi. Sekitar 3 meter dari permukaan lantai.

Mengapa buku itu disimpan sedemikian demping? Apakah ada rahasia yang sengaja disembunyikan di dalamnya?

Hati si bocah sibuk bertanya-tanya. Disertai pula rasa penasaran yang menggebu. Apalagi si bocah termasuk anak yang amat gemar membaca. Bahkan kegemaran membacanya itu terkadang sangat sulit dijinakkan.

Sekadar contoh, ketika ibunya menyuruh berbelanja ke warung membeli cabe atau bumbu dapur, hal pertama yang dilakukan ketika sampai di rumah adalah menelanjangi bumbu-bumbu itu dari pembungkusnya. Terutama jika pembungkus itu terbuat dari sobekan kertas koran atau majalah.

Sebentar kemudian ia akan tenggelam dalam keasyikan membaca potongan berita atau cerita di pojok dapur, tanpa menggubris teriakan lantang Ibundanya.

Kembali kepada buku tebal di atas rak tinggi di dalam kamar tidur Ayah angkatnya.

Suatu hari, seperti sudah direncanakan oleh si bocah perempuan itu, ia berniat menurunkan buku misterius itu dari rak tinggi dan harus segera membaca isinya. Harus!

Maka ditunggulah kesempatan baik itu tiba, di mana Ayah angkatnya selalu melakukan kegiatan rutin di pagi hari.

Si bocah sudah lama mengamati perihal ini, kebiasaan Ayahnya yang  berlama-lama jika berada di dalam kamar mandi. Tak pelak, begitu sang Ayah mengunci pintu kamar mandi dari dalam, si bocah gegas mengendap-endap masuk ke kamar tidur dengan membawa setangkai gagang sapu.

Segera ia naik ke atas meja. Menumpuknya dengan satu kursi. Dan, ketika dirasa sudah cukup, dengan penuh semangat didorongnya buku tebal di atas rak tinggi itu, sekuat tenaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun