Suatu hari Rasulullah Saw berkata kepada seorang sahabat,
"Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memualiakan bangunan dan meninggikan derajatmu?"
Sahabat itu menjawab, "Tentu, ya, Rasul."
Rasul pun melanjutkan, "Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, memaafkan orang yang berbuat zalim kepadamu, tetap memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahmi denganmu."(HR. Thabrani)
Bicara tentang memaafkan, sungguh, di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada seorang pun yang bisa luput dari kesalahan.
Di antara kita---baik sengaja maupun tidak, tentu pernah berbuat kesalahan entah itu menyinggung, menyakiti atau melukai perasaan orang lain.
Dan bagi seorang Muslim melakukan suatu kesalahan akan membuat hatinya tidak merasa tenang. Ia akan resah seumur hidup jika terkenang akan kesalahannya itu.
Maka salah satu cara untuk menyelesaikan masalah di antara keduanya---si pembuat kesalahan dan yang merasa tersakiti adalah dengan saling bermaaf-maafan.
Meminta Maaf Itu Mulia, Tapi Memberi Maaf Jauh Lebih Mulia
Barangkali, suatu ketika kita pernah merasa begitu terzalimi oleh perbuatan seseorang. Sehingga kita merasa sangat sulit untuk memberi sekadar kata maaf.
