Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjadi "Caregiver" Itu Berat, Aku Belum Tentu Kuat

8 Maret 2020   06:54 Diperbarui: 8 Maret 2020   09:44 1338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi caregiver (Sumber: health.usnews.com)

Sesuai intruksi keluarganya, tugas rutin saya terhadap oma adalah menyuapi, mengganti pampers, menyeka badan, membantu melepas dan memasangkan gigi palsu dan alat bantu dengar (hearing aid) setiap Oma hendak tidur dan bangun di pagi hari.

Tugas lain yang tidak kalah penting, saya harus membujuk beliau setiap kali waktu makan tiba. Oma lebih tertarik menonton film kartun di televisi ketimbang harus menghabiskan sarapan atau makan siangnya. Untuk ini saya membutuhkan waktu setengah jam merayu beliau agar mau disuapi.

Sumber: nursingtheories.blogspot.com
Sumber: nursingtheories.blogspot.com
Untunglah saya termasuk perayu ulung. Saya terbiasa merayu murid-murid bimbel usia balita setiap kali mereka merajuk tidak mau belajar atau mogok makan.

Masalah makan it's oke! Saya masih mampu mengatasi.

Sekarang bagaimana dengan kegiatan tidur?

Waah, ternyata siklus tidur oma terbalik. Pagi dan siang hari usai minum obat oma dipastikan bakal tidur pulas. Bahkan tak jarang sampai jelang waktu magrib beliau baru mau dibangunkan.

Dan, eng ing eng... siklus tidur terbalik ini dampaknya membuat saya harus rela begadang semalaman!

Uniknya lagi, sepanjang malam itu oma meminta saya tidak beranjak dari tempat duduk di sampingnya sejengkal pun. Beliau selalu bilang, "Suster jangan jauh-jauh, ya."

Bahkan ketika kebelet ingin ke kamar mandi, saya digandoli. Beliau bisa tiba-tiba berkata, "Sus, kok aku merasa takut ya..."

Tuh, kan.

"Takut apa, oma? Lampunya di sini terang benderang. Oma mau minum atau dahar kue?" saya mencoba mengalihkan. Tapi oma menggeleng dan melanjutkan perkataannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun