Pagi ini, sebenarnya aku telah kehilangan adrenalin dan gairah  Untuk sekadar merangkai kata-kata. Menjadi bait-bait puisi.
Tapi matahari memaksaku. Memintaku untuk melupakan hal-hal yang sungguh tak patut dipikirkan.
Lalu aku duduk menghadap ke arah timur. Di mana segala harap dan asa terbangun dari kubur. Membiarkan embun bening saling bertautan. Membentuk kaca benggala. Membiaskan raut wajahku yang pias. Tersebab semalam aku tidak tidur. Memikirkanku.
Pagi ini, sebenarnya aku enggan menulis puisi lagi. Meski hanya satu kata. Tapi matahari dan kamu, berebut memelukku.
***
Malang, 05 Februari 2020
Lilik Fatimah Azzahra
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!