Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bekerja Tidak Sesuai Idealisme? Siapa Takut?!

24 Februari 2020   06:21 Diperbarui: 24 Februari 2020   09:39 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hidup tidak semua hal bisa terpenuhi sesuai dengan harapan dan impian. Adakalanya kita harus menjalani sesuatu yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh benak kita.


Kali ini saya ingin berbincang soal idealisme dalam kehidupan sehari-hari.

Sudah sering kita melihat atau mendengar perihal seseorang yang akhirnya bekerja di lingkungan yang berbeda dengan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku sekolah. Semisal, seorang lulusan Sarjana Teknik bekerja di sebuah perusahaan sebagai marketing. Atau seseorang  yang pernah belajar di Fakultas Pertanian, ujung-ujungnya ia harus menggeluti dunia perbengkelan.

Dan masih banyak contoh lain. Salah satunya adalah kasus yang pernah terjadi pada diri anak lanang saya.

Begitu lulus SMP, anak lanang memilih melanjutkan ke SMK jurusan TI (Teknologi Informatika) sesuai dengan cita-citanya sejak kecil. Dan sebagai orangtua saya pun mendukung.

Nah, begitu lulus SMK, ia mulai mengandalkan ijazahnya untuk mencari pekerjaan, yang tentu saja sesuai dengan jurusan yang diambil dan sejalan dengan cita-citanya selama ini.

Namun apa mau dikata, semua lowongan pekerjaan yang ditawarkan kepadanya nyaris tidak ada satu pun yang sesuai dengan keinginannya. Semua bidang pekerjaan yang disodorkan dianggap berseberangan dengan ijazah dan ilmu pengetahuan yang sudah didapatkannya di bangku sekolah.

Awalnya saya mencoba memberi masukan dengan mengatakan, "Kenapa tidak diterima dan dicoba dulu tawaran pekerjaan itu? Siapa tahu bisa menjadi batu loncatan."

Sayangnya anak lanang terlalu idealis. Ia tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Bahwa pekerjaan yang didapatkan itu harus sesuai dengan ijazah dan cita-citanya.

"Bekerja tidak sesuai keahlian? Sungguh, kita akan terlihat bodoh, Ma." Begitu ia menyanggah kata-kata saya.

Alhasil, anak lanang sempat menganggur cukup lama akibat terlalu idealis. Saya sempat sedih dan prihatin melihat cara berpikir dia yang menurut saya terlalu sempit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun