Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Secangkir Kopi untuk Mati

4 September 2019   07:50 Diperbarui: 4 September 2019   08:35 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Beib, apa sih susahnya bilang aku cinta padamu?" perempuan itu merajuk, mengerucutkan bibir hingga beberapa senti.

"Cinta tidak selalu harus dikatakan, Nis," laki-laki gondrong itu menyahut datar sembari mengembuskan asap rokok dari mulutnya. 

"Menurutku, cinta harus dikatakan, Beib. Sebelum semuanya terlambat," perempuan itu tampak semakin gemas. Ia berpindah duduk. Tepat di hadapan laki-laki yang masih saja asyik menikmati sigaret di tangannya.

"Jangan sampai hingga waktu perpisahan tiba. Dan semua yang tersisa hanyalah air mata, hanya air mata..." perempuan itu mulai mendendangkan selarik lagu milik penyanyi Judika.

"Apaan sih, Nis. Lebay!" laki-laki itu membuang sisa puntung rokok ke dalam asbak. Lalu berdiri. "Aku ada meeting."

Tak ada kecupan. Laki-laki itu berlalu meninggalkan si perempuan begitu saja.

Seekor kucing hitam berkelebat melintas di halaman.

***

Perempuan itu menangkup cangkir kopi dengan kedua tangan. Sesekali pandangannya beralih ke arah pintu. Ia berdiri ketika melihat lelaki gondrong yang ditunggunya muncul.

"Kopiku sudah dingin," perempuan itu menatap si lelaki. Tepat pada titik manik di matanya.

"Kan sudah kubilang, aku sibuk," lelaki gondrong itu menarik kursi. "Kau hanya memesan satu kopi?" matanya beralih ke atas meja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun