Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cermin | [Bag.1] Fiksi yang Menjelma Menjadi Kisah Nyata

14 Januari 2019   12:50 Diperbarui: 14 Januari 2019   13:00 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: lifestyle.okezone.com

Buru-buru saya turun dari boncengan. Sementara anak lanang sibuk mencari tahu penyebab motor yang berhenti secara mendadak. 

Akhirnya diketahui penyebab mogok adalah shockbreaker-nya bengkok!

Iseng saya mengintip wajah anak lanang. Dia mulai pucat pasi. Buliran keringat mengucur deras dari dahinya. 

Melihat keadaan ini saya jadi teringat pada cerpen Get Solution! Terbayang kembali alur cerita yang pernah saya tulis. Di mana bus terjebak di tengah hutan akibat mogok. Dan kepanikan para penumpangnya dalam upaya mencari solusi.

Saya lantas tersenyum sendiri. Ini benar-benar kejadian seru! Fiksi yang pernah saya tulis sekarang menjadi kisah nyata.

Dalam Get Solution saya berperan sebagai pemandu wisata yang berusaha menenangkan para wisatawan. Dan sekarang, sepertinya saya harus beraksi selayak tokoh 'aku' dalam fiksi tersebut.

Saya menyentuh pundak anak lanang yang berdiri dengan mimik antara panik dan bingung. Saya berbisik dengan suara tenang,"Hayuk, kita mulai dengan mencari pertolongan pertama. Mama akan mencegat seseorang yang melintas untuk membawa sampean turun mencari pickup guna mengangkut motor ini."

Sejenak anak lanang menatap saya. Ragu.

"Ayolah! Jangan menunda-nunda waktu. Keburu turun hujan!" saya menegaskan. Lalu melambaikan tangan, memberi tanda kepada seorang bapak pencari rumput yang kebetulan sedang melintas dengan motornya.

Bapak itu berhenti. Saya pun menjawil anak lanang untuk 'belajar berani' meminta pertolongan dengan cara santun.

Usai bicara dengan anak lanang, si bapak menatap kami berdua secara bergantian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun