Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kista Payudara Membuat Saya Menyerah di Ruang Bedah

19 Desember 2018   08:48 Diperbarui: 20 Desember 2018   04:23 5679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sakit Payudara. Foto iStockphoto | Sumber: grid.id

Ini bukan fiksi. This is my true story.

Saya menuliskan ini bukan bermaksud untuk meratap atau mengeluh. Tapi saya menuliskannya untuk sekadar berbagi pengalaman. Siapa tahu, barangkali dari sepenggal kisah tak seberapa ini bisa diambil "seketip" hikmah.

Tentang sakit 

Ya, sejak 3 tahun lalu saya mendapat 'titipan' manis dari Allah Swt. Sebuah benjolan kecil, awalnya sebesar pucuk kacang hijau. Berada tepat di bagian kiri dada saya. Karena merasa curiga saya segera menemui dokter, berkonsultasi sekaligus memeriksakannya. Alhasil dokter menyarankan agar saya segera menjalani USG untuk mengetahui jenis benjolan itu.

Hasil USG, benjolan terdeteksi sebagai kista payudara. Masih tergolong jinak. Saya bersyukur. Namun yang agak mengejutkan. Ternyata kista yang dititipkan kepada saya jumlahnya cukup banyak. Tidak hanya pada dada kiri saja. Tapi juga pada dada sebelah kanan.

Tentang Kista Payudara

Beberapa dari kita lebih familiar terhadap istilah kista rahim ketimbang kista payudara. Mulanya saya juga bertanya-tanya. Memang ada kista yang bercokol di payudara?

Ternyata ada. Dan saya sedang memilikinya.

Inilah penjelasan mengenai kista payudara.

Kista payudara adalah sebuah penyakit ketika di dalam payudara terdapat kantung berisi cairan. Kista membentuk benjolan bulat atau oval, menyerupai balon yang berisi air. Benjolan ini bisa berukuran kecil atau besar dengan diameter sekitar 1 sampai 2 inci (2.5 sampai 5 cm). Bila benjolan berukuran besar, jaringan payudara yang berada di dekatnya dapat tertekan dan menimbulkan rasa nyeri serta ketidaknyamanan pada payudara.

Penyakit ini dapat dialami oleh semua wanita. Namun, seringkali penyakit ini akan menyerang wanita yang berumur 35 tahun hingga 50 tahun yang belum mengalami menopause.

Anda dapat memiliki satu atau banyak kista. Hal ini mungkin Anda temukan di salah satu bagian atau bahkan kedua payudara Anda. Namun, penyakit ini tidak mengarah pada kanker payudara dan tergolong jinak.

Sumber: ovarynutrition.greenworldnutritions.com
Sumber: ovarynutrition.greenworldnutritions.com
Gejala
Ketika kista pada payudara Anda masih berukuran kecil, Anda mungkin tidak akan merasakan tanda dan gejala apapun. Namun, apabila ukuran kista sudah membesar, Anda mungkin akan merasa sakit dan nyeri di daerah payudara Anda.

Penyebab
Penyebab pasti dari kista payudara masih belum diketahui. Namun, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kelebihan hormon estrogen dalam tubuh dapat merangsang jaringan yang ada pada payudara.

Selain itu, ada pendapat lain yang meyakini bahwa kista payudara berkembang ketika kelenjar dan jaringan ikat pada payudara menghambat saluran susu. Akibatnya, kelenjar dan jaringan ikat tersebut akan melebar (dilatasi) dan kemudian terisi oleh cairan. (Dikutip dari liputan6.com)

Lantas bagaimana saya menyikapi keadaan ini? Sedih dan shock. Itu jelas. Apalagi usai menjalani fine-needle aspiration, yakni penyedotan dengan jarum halus terhadap kista yang berbentuk cairan, diketahui kista yang tidak bisa tersedot---yang terletak pada bagian dada kiri saya, dinyatakan terinfeksi. Dan saran dokter sebaiknya diambil.

Mendengar imbauan inilah, untuk beberapa saat lamanya saya tidak berani bertemu dokter. Jikalau terpaksa bertemu, saya memilih memeriksakan diri ke Rumah Sakit lain, dengan dokter yang berbeda. Berharap menemukan keajaiban.

Tapi pendapat dokter dan hasil USG tetap sama.

Saya bertambah galau.

Dan kegalauan mengerdilkan pikiran saya untuk mencari pengobatan lain, pengobatan alternatif. Mulai dari akupunktur, minum ramuan jamu, mengonsumsi buah-buahan ini itu, dan lain-lain. Apa saja saya lakukan asal bukan tindakan pembedahan.

Tapi adakah hasilnya? Hingga sejauh ini belum.

Sungguh ironis. Saya suka menulis cerpen horor, kisah berbau misteri, tapi saya sendiri ketika dihadapkan pada satu kata 'operasi', nyali saya keder. Saya bahkan lebih memilih menahan sakit untuk jangka waktu yang cukup lama. 

Keadaan ini tentu saja sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik dan mental saya. Saya mengalami stres. Durasi tidur saya menjadi sangat minim. Terhitung hanya 2-3 jam perhari. Saya kerap terbangun di tengah malam karena terganggu oleh nyeri yang tiba-tiba datang menyerang. Nyeri yang menusuk-nusuk hingga ke tulang punggung.

Sampai kapan saya harus seperti ini?

Terngiang kembali saran dokter. Operasi! Dan lagi-lagi, rasa takut menghinggapi perasaan saya. Saya mulai lelah dan putus asa. Terbangun di tengah malam. Mengerang perlahan karena khawatir membangunkan tidur anak-anak, menjadi pilihan terbaik saya.

Dan demi mengisi waktu tidur yang tercuri, saya melampiaskannya dengan menulis.

Saya menulis untuk 'menylimurkan' rasa sakit saya. Dan jika rasa sakit tidak lagi tertahankan, saya semakin rajin menulis. Barangkali saking rajinnya saya sempat mendapat bonus, 2 penghargaan sekaligus dari Kompasiana pada ajang Kompasianival tahun 2017.

Alhamdulillah.

Sampai suatu malam, di bulan Oktober lalu, jelang dini hari, seorang teman memergoki saya masih belum tidur, masih terlihat online. Teman saya itu terheran dan mengingatkan agar saya beristirahat. Saya mengaku terus terang bahwa saya 'terbiasa' tidak bisa tidur. Teman saya itu mengejar dengan pertanyaan, apa sebab? Barulah saya menceritakan hal yang sebenarnya.

Ia lantas menyarankan agar saya kembali memeriksakan diri ke dokter. Saya sempat membangkang. Tapi teman saya terus melecut memberi saya semangat.

"Jangan menyerah! Jangan meratap! Ayo, semangat untuk sembuh!"

Saya akhirnya manut. Esoknya saya balik lagi periksa ke dokter. Diminta untuk USG lagi. Dan dari hasil USG yang kesekian kali--khusus kista yang mengeras di dada kiri saya, ternyata diameternya kian bertambah.

Pada pemeriksaan terakhir, awal bulan Desember ini, di antara deras hujan yang meluruh, jadwal operasi resmi saya terima.

Ya. Saya akhirnya memutuskan untuk menyerah. Menyerah di ruang bedah melawan ketakutan untuk menjemput kesembuhan.

Hari ini, Rabu, 19 Desember 2018 

Saat ini saya sedang berada di sebuah Rumah Sakit. Didampingi anak-anak tercinta. Menunggu giliran masuk ke ruang bedah sesuai dengan waktu yang sudah terjadwalkan. Pukul 15.00 WIB.

Thanks to Allah Swt, pemilik segala kehidupan, yang telah mengingatkan betapa sehat itu nikmat.
Thanks to my childrens, yang telah menemani dan menunjukkan, bahwa cinta dan perhatian orang-orang terdekat adalah sebaik-baik karunia dan rahmat.
Thanks to my lovely, yang tak lelah memberi semangat, mengembuskan napas cinta dari jauh, membacakan diksi-diksi indah demi untuk menguatkan dan menegaskan bahwa panggung hidup pantang diisi dengan meratap dan berkeluh kesah.

Bismillah...

at PH, Malang
Lilik Fatimah Azzahra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun