Ketika slogan-slogan diviralkan. Buanglah mantan pada tempatnya! Aku malah ingin memungutmu. Memahatmu sedemikian rupa. Menjadikanmu arca. Kan kupajang di galeri seni rupa. Tempat di mana orang-orang menyimpan hati mereka yang terluka.
Ketika buku-buku panduan diterbitkan. Dengan judul amat menggiurkan. Cara mudah melupakan mantan! Aku justru ingin membingkaimu. Menjadikanmu hiasan indah. Kan kusemat pada dinding museum nan megah. Agar bisa dinikmati oleh mereka. Para pecinta yang mengaku hatinya terlunta-lunta. Â
Ketika demo-demo digiatkan. Yel-yel lantang dikumandangkan. Ganyang para mantan! Aku malah berniat merengkuhmu. Menidurkanmu di atas peraduan suci. Yang pada alasnya kujerang bara api. Yang biangnya kumantik dari kawah gunung berapi. Sekadar untuk kudapan malam nanti. Bagi para pemilik hati yang sekian lama tersakiti.
Sekarang aku bertanya. Apa yang ada di dalam benakmu kini, Tuan? Aku ini mantan yang menawan ataukah mantan yang mengerikan.
***
Malang, 19 November 2018
Lilik Fatimah Azzahra