Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Maut, Jangan Menjemputku Dulu

20 Oktober 2018   02:38 Diperbarui: 20 Oktober 2018   03:16 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ceritapict.pw

Ini hening. Sedang bernegoisasi dengan angin. Tentang sebuah ingin. Yang melintas tiba-tiba di paparan malam yang tak lagi geming.

ragaku amat lelah
sakit sedemikian menggila
mencengkeram
mengundang hadirnya malaikat tak berwajah
mengintip di balik buram kaca jendela
berjeruji keputusasaan dan nestapa

pergilah!

Ini sunyi. Gemetar. Berbicara pada waktu. Yang berlari bagai desing peluru.  

merambatlah perlahan
seperti siput yang tertidur di rumah cangkang
Jangan terburu beranjak, berhentilah bergerak
andai mungkin
jarum jam di dinding pun tak usah lagi berdetak

Ini rembulan. Berbisik kepada awan. Yang pada wajahnya menampak patahan-patahan suram.

jika memang ini masih tengah malam
biarkan gelap bersenggama dengan mimpi
jauh lebih lama lagi

Lalu. Ini aku. Bicara panjang pada takdirku.

maut, jangan menjemputku dulu. Masih banyak hal indah yang ingin kukerjakan. Masih akan aku mengubur dosa-dosa masa silam. Masih mau aku memetik dagu matahari. Mengecup lembut bibir melati. Mencium hangat pipi dedaunan. Mengelus ubun-ubun anak-anak embun. Juga--menghidu wangi punggung kekasihku. Kelak. Suatu hari jika kami dipertemukan.

***

Malang, 20 Oktober 2018
Lilik Fatimah Azzahra

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun