Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Dongeng Wayang | Saksi Lahirnya Bathara Kala

10 April 2018   20:00 Diperbarui: 10 April 2018   21:25 1146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : www.pinterest.com

------Langit merona jingga. Angin berhembus sepoi-sepoi.  Senja itu alam sungguh elok memesona. Jutaan penghuni laut Nusa Kambangan terkesima dan takjub. Begitu juga dengan Bathara Guru. Penguasa kahyangan itu lantas mengajak istrinya, Dewi Umayi berjelajah mengarungi jagad maya pada. Dengan mengendarai Lembu Andini mereka mengangkasa di atas laut yang tenang menikmati senja yang temaram. 

Bathara Guru tak henti menebar senyum. Demikian juga Dewi Umayi. Ia sangat menikmati panorama di sekelilingnya. Semburat mentari membuat wajahnya tampak semakin jelita.

Entah mengapa melihat kecantikan Dewi Umayi yang terpancar alami, Bathara Guru tak kuasa menahan gejolak hasratnya. Mendadak ia ingin sekali menggauli istrinya saat itu juga. Maka dipeluknya erat-erat pinggang ramping Dewi Umayi seraya berbisik, "Dinda, mari kita bercinta."

Dewi Umayi terkejut. Tidak menyangka suaminya akan berkata demikian. Perempuan itu menahan malu tersebab Lembu Andini menaikkan cuping telinganya pertanda ia ikut menyimak bisikan Bathara Guru. Maka dengan suara lirih Dewi Umayi menolak keinginan yang dianggap tidak pada tempatnya itu.

"Kakanda Bathara, jika Kakanda menginginkan Dinda, sebaiknya kita segera kembali ke kahyangan."

"Tapi Dinda, aku ingin melakukannya sekarang, di sini. Di atas punggung Lembu Andini sembari menikmati senja yang merona seranum pipimu," Bathara Guru tetap bersikukuh. Dengan sedikit memaksa ia menarik istrinya ke dalam pangkuannya.

"Kanda Bathara telah berlaku sangat tidak sopan!" Dewi Umayi kehabisan kesabaran. Ditepisnya tangan suaminya.

Bathara Guru yang hasratnya sudah menggebu, merasa tersinggung. Penolakan Dewi Umayi dianggap sudah keterlaluan. Lagi pula saat itu ia sudah terlanjur mengeluarkan air  kama  akibat terlalu birahi.

Tepisan tangan Dewi Umayi membuat benih suci Bathara Guru terjatuh ke atas permukaan air laut yang tenang.

"Cukup!" Bawal betina menggerakkan siripnya. "Aku jadi tahu sekarang. Bahwa laki-laki memang selalu ingin menang sendiri. Lebih menonjolkan emosi ketimbang perasaan."

"Jangan marah dulu. Kisah ini masih belum usai," Bawal jantan mengulum senyum. Dengan berpura-pura memalingkan wajah, Bawal betina kembali memasang telinga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun