Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi ClicK] Pembunuhan di Gerbang 3

15 Oktober 2016   14:15 Diperbarui: 15 Oktober 2016   14:31 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
soragoto o iu-wordpress.com

"Anda tidak berusaha bertanya apapun padanya, Tuan?"

"Tentu saja tidak, Miss. Saya ini termasuk type orang yang tidak suka mencampuri urusan orang lain."

"Saya mengerti. Pria sejati sebaiknya memang bertindak seperti itu."

"Boleh saya melanjutkan cerita saya, Miss?"

Miss. Violet mengangkat tangannya.

"Sekitar separuh perjananan, suasana mulai hening. Para penumpang banyak yang masih mengantuk. Tidak terkecuali saya. Saya berangkat ke setasiun terlalu pagi. Saya ingin melanjutkan tidur di kereta. Tapi baru beberapa menit saya terlelap, seseorang tersandung kaki saya. Membuat saya membuka mata kembali. Perempuan berhijab itu, Miss, ia berdiri. Sepertinya bermaksud ke kamar kecil. 

"Maaf!" seru saya seraya menarik kaki. Perempuan itu hanya mengangguk. Lalu sepeninggal dia, saya melanjutkan tidur lagi. Tapi sebelum itu saya sempat melirik ponsel untuk mengetahui putaran waktu. Saat itu pukul 04 lebih 25 menit.

Mungkin karena pengaruh AC yang terlalu dingin, saya terbangun dan ingin pergi ke toilet. Alangkah terkejutnya saya, kursi di samping saya masih kosong. Perempuan itu belum kembali. Saya menyalakan ponsel lagi untuk melihat jam. Ternyata sudah pukul 05.12. Sudah pagi."

Perasaan saya tiba-tiba merasa tidak enak. Kemana perempuan berhijab itu? Apakah dia berpindah tempat duduk? Tapi saya melihat barang-barangnya masih ada. Sebuah kopor di atas rak kereta dan tas tangan berwarna krem yang berisi sebuah dompet dan alat-alat kosmetik masih tergeletak di bangku yang ditinggalkannya. Karena was-was, saya bergegas menuju toilet yang terletak di gerbang bagian belakang."

Pria kurus itu menghentikan ceritanya sejenak. Ia menyeka wajah tirusnya dengan tisu. Miss. Violet membiarkannya. Wanita muda yang cantik itu beringsut sedikit dan menopangkan kedua sikunya di atas meja. 

"Boleh saya minta segelas air putih, Miss? Tenggorokan saya terasa kering," pria itu menatap Miss. Violet ragu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun