Setelah pulang dari sekolah, Irna segera menemui Rahmat Kakanya.
"Kak Rahmat, apakah kakak punya cita-cita setelah dewasa nanti?" Tanya Irna pada kakaknya.
"Ya punyalah, Na. Kenapa kamu tiba-tiba menanyakan itu pada kakak?" Rahmat ganti bertanya pada adiknya.
"Begini, Kak, sewaktu di sekolah, Bu Guru menanyakan apa cita-cita kami," jawab Irna.
"Terus kamu jawab apa, Irna? Tanya Rahmat pada adiknya.
"Cita-citaku ingin memjadi Guru, Kak," jawab Irna.
"Wah, itu cita-cita yang bagus, Na. Sebab pekerjaan Guru adalah pekerjaan yang sangat mulia. Dia selalu memberikan dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat pada orang lain,"kata kakaknya.
"Ya, Kak. Tapi apa bisa Irna memberikan dan mengajarkan  ilmu yang bermanfaat pada orang lain, kak?" Tanya Irna.
"Irna harus belajar yang rajin agar pandai. Karena jika Irna pandai tentu cita-cita Irna akan tercapai. Sebab untuk menjadi seorang Guru harus pandai," jawab Rahmat sambil memberikan dorongan belajar pada adiknya.
"Ya.... kak, mulai sekarang Irna akan belajar yang rajin agar cita-citaku berhasil," kata Irna bersemangat.
"Di samping belajar yang rajin. Irna harus suka menolong orang yang kesusahan dan membantu orang yang sedang membutuhkan pertolongan dan mau mengajarkan teman-teman kamu yang kesulitan belajar. Hal itu penting dilakukan agar besok kalau kamu jadi Guri, kamu akan jadi Guru yang mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, dan mau mengajarkan kebaikan kepada semua orang. Agar cita-cita Irna tercapai, kamu harus bersungguh-sungguh dalam belajar dan tidak boleh malas dalam mengikuti kegiatan apa saja." Kata kakaknya memberikan bimbingan dan motivasi pada adiknya.
