Mohon tunggu...
Elex Media Komputindo
Elex Media Komputindo Mohon Tunggu... Administrasi - Laman ini adalah akun penerbit Elex Media Komputindo untuk menyajikan informasi seputar buku dan perbukuan.

Laman ini adalah akun penerbit Elex Media Komputindo untuk menyajikan informasi seputar buku dan perbukuan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bisnis Cerita

17 Oktober 2019   13:00 Diperbarui: 17 Oktober 2019   13:11 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Elex Media Komputindo

Salah satu pendiri gerakan ini adalah Steve Denning, yang berasal dari Australia dan memulai kariernya sebagai seorang pengacara di Sydney, lalu menjadi eksekutif kelas menengah di World Bank. "Tadinya saya adalah pengguna otak kiri", kata dia. "Banyak perusahaan besar yang menyukai tipe orang seperti itu".
Kemudian suatu hari, di tengah kecamuk yang bergolak di World Bank, dia diberhentikan dari pekerjaan yang disukainya dan dipindah ke bagian yang bisa diibaratkan Siberia (wilayah nun jauh dan terpencil): departemen yang disebut manajemen pengetahuan, sebutan untuk menggambarkan bagaimana perusahaan mengelola sumber informasi dan pengalamannya yang luar biasa banyak. Denning didapuk sebagai kepala bagian itu. Meskipun semula enggan, dia mengalami berubah wawasan. (Terkesan seperti perjalanan pahlawan, bukan?) 

Ketika mencoba memahami apa yang World Bank tahu---pengetahuan superit apa yang memerlukan manajemen---Denning menyadari bahwa dia lebih banyak belajar dari berbagi cerita di kantin daripada membaca dokumen dan laporan resmi bank tersebut. Pengetahuan perusahaan, dia sadari, terdapat dalam kisah-kisah di kantin. 

Pendek kata, seandainya hendak menjadi pemimpin pengetahuan nomor satu di bank tersebut, dia harus mampu berpikir lebih jauh daripada pendekatan Arahan Kiri ala pengacara-eksekutif yang dipelajarinya selama seperempat abad pertama perjalanan kariernya. Jadilah ia memosisikan World Bank sebagai pemimpin dalam manajemen pengetahuan dengan menjadikannya pelopor dalam menggunakan cerita untuk memuat dan menyampaikan pengetahuan. 

"Bercerita tidak menggantikan pemikiran analitis," katanya. "Bercerita melengkapi pemikiran analitis dengan mendorong kita membayangkan perspektif dan dunia yang baru.... Analisis abstrak lebih mudah dipahami saat dilihat melalui lensa cerita yang dipilih dengan baik."

Kini Denning sedang menyebarkan pesannya---dan menceritakan kisahnya---kepada seluruh perusahaan di dunia.

Denning bukan satu-satunya orang yang terpikat pada serba kemungkinan bisnis cerita. 3M memberikan pelajaran bercerita kepada jajaran eksekutif puncaknya. NASA mulai menggunakan cerita dalam inisiatif manajemen pengetahuannya. Dan Xerox---mengetahui bahwa personel bagian perbaikannya belajar memperbaiki mesin dengan bertukar cerita daripada membaca manual---telah mengumpulkan cerita-cerita mereka dalam satu database bernama Eureka, yang Fortune perkirakan bernilai $100 juta untuk perusahaan tersebut. 

Sebagai tambahan, beberapa perusahaan muncul untuk membantu perusahaan-perusahaan yang sudah ada menuai kisah-kisah internal mereka. Salah satunya adalah StoryQuest, yang berbasis di suburban Chicago. StoryQuest mengirimkan beberapa pewawancara ke satu perusahaan, merekam cerita-cerita pegawai perusahaan tersebut, lalu membuat compact disk berisi kisah personal tadi untuk menghasilkan pemahaman yang lebih luas tentang budaya dan misi perusahaan. 

Di Inggris, Richard Olivier, putra Laurence Olivier dan Joan Plowright, serta mantan sutradara teater Shakespeare, sekarang menyarankan kepada berbagai perusahaan besar untuk mengintegrasikan Cerita ke dalam cara kerja mereka. Olivier menyebut teknik ini mytho-drama. 

Para kliennya membaca dan menampilkan akting drama-drama Shakespeare untuk memperoleh pelajaran tentang kepemimpinan dan manajemen perusahaan. "Kemampuan logis dan analitis melulu tidak lagi menjamin sukses," ujar Olivier.  Pebisnis yang sukses harus bisa menggabungkan akuntansi dan keuangan dalam seni Cerita.

Mudah untuk mengolok-olok manajer pembelian yang berpura-pura menjadi Titus Andronicus. Tapi fakta bahwa berbagai perusahaan besar yang bergerak lambat dan resistan terhadap perubahan mulai bergulat dengan Cerita---sepatah kata yang satu dekade lalu membuat seorang eksekutif menjadi bahan tertawaan---mulai dikisahkan. Dan metode ini cocok dengan kemampuan bawaan yang saya sebutkan sebelumnya. Seperti yang dikatakan Alan Kay, eksekutif Hewlett-Packard dan salah seorang pendiri Xerox PArC:

 "Lihatlah melampaui pemandangan tipikal ruang rapat dan tampaklah bahwa kita sekadar manusia gua yang menenteng tas kerja, mendambakan seorang yang bijaksana untuk mengisahkan berbagai cerita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun