Mohon tunggu...
Ellen Septiane
Ellen Septiane Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

"Sustainable Development Goals", Cukup Tau Aja atau Mau Terjun Beraksi?

4 November 2017   22:10 Diperbarui: 4 November 2017   22:19 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sustainable Development Goals. Kita tahu poin-poin tujuannya, kita sudah belajar target-targetnya, setidaknya kita tahu beberapa masalah yang paling menarik dan sesuai dengan bidang kita. Seperti banyak orang pada umumnya, adalah sangat mudah bagi kita untuk hanya 'membicarakannya', 'mendiskusikannya' ataupun 'menyuarakannya'. Tapi, hanya dialog dan formalitas tidaklah cukup untuk membuat perubahan di kebiasaan kota dan masyarakat kita yang sudah mengakar dan membudaya.

Sebagai kaum yang masih penuh semangat juang dan pengharapan, tidak ada lagi kelompok usia lainnya yang bisa kita andalkan lebih baik daripada kaum pemuda untuk membuat terobosan baru dan aksi-aksi inovatif untuk memecahkan permasalahan dalam SDGs. Terutama dari segi melek teknologi, dimana anak muda adalah jagoannya untuk menciptakan berbagai hal-hal baru yang sebenarnya bisa memecahkan masalah tersebut.

Saya sendiri selama ini hanya bisa bersikap skeptis dan cuma bisa mengeluh dengan berbagai permasalahan yang dihadapi sehari-hari. Kemacetan di jalan, polusi udara, udara yang super panas, selokan yang penuh sampah, air PAM yang kadang kotor dan bau. Kadang kita sebagai masyarakat hanya bisa mengeluh dan menyalahkan pemerintah maupun institusi yang bertanggung jawab atas permasalahan tersebut. Listrik mati, kita menyalahkan PLN. Air kotor, kita menyalahkan PAM. Banjir, kita menyalahkan Pemerintah Provinsi yang tidak menjalankan pekerjaannya dengan benar. Kita suci, mereka penuh dosa. ;p

Tentu saja, kita semua punya kesibukan dan kepentingan masing-masing. Beban studi dan pekerjaan dan kadang untuk bertahan hidup sebagai anak muda di negeri ini saja tidaklah mudah, apalagi untuk memusingkan urusan seperti krisis energi, kemiskinan, kelaparan, hingga pengolahan sampah? Selama ini saya hanya berfokus pada hal yang bisa saya lakukan sebagai individu untuk mengurangi beban jejak karbon saya. 

Saya mencoba untuk bersepeda ke kantor, saya mulai mengurangi konsumsi daging satu per satu, saya mengurangi penggunaan kantong plastik, saya mempelajari sebanyak mungkin informasi, e-book, hingga kursus online mengenai Sustainable Development. Tapi dari segi 'take action', apa yang sudah saya lakukan?

Setelah sekian tahun dilema mengenai apa yang bisa saya lakukan untuk bisa benar-benar memberikan dampak, belakangan saya menemukan sedikit titik terang. Ya, Sustainable Development adalah hal yang sangat kompleks, berkaitan satu sama lain, kadang kebiasaan kecil sama pentingnya dengan kebijakan internasional. Bagaimana kita dapat menemukan aksi aktif apa yang bisa kita lakukan? Berikut 3 hal yang bisa saya bagikan dari proses belajar saya:

1. Kenali Permasalahannya Lebih Dalam

Masalah sustainability bukan hanya sekedar membuang sampah sembarangan, mematikan lampu ataupun mengurangi pemakaian plastik. Ada alasan masalah tersebut begitu mengakar di kehidupan kita. Ketika kita menelusuri lebih dalam, misalnya apa itu plastik dan mengapa mereka digunakan dimana-mana, apa kelebihannya dan kekurangannya dibanding material lainnya, kita bisa mengetahui potensi plastik dan penggunaanya dengan lebih bijak. Dibanding dengan mati-matian menolak plastik dan kampanye besar-besaran untuk tidak menggunakan plastik, akan lebih berguna kalau kita bisa menawarkan solusi atau alternatif yang lebih baik.

2. Punya Komunitas atau Lingkungan Sosial dengan Visi yang Sama

Kebanyakan teman sekitar saya adalah anak muda yang senang nongkrong, kaum kekinian yang menganggap makan enak, kerja sedikit, jalan-jalan melulu sebagai hidup yang ideal. Saya malah diledek habis-habisan waktu menolak bermain kembang api pada saat tahun baru karena asapnya bisa merusak lapisan Ozon. Kadang kejadian seperti ini mematahkan semangat kita untuk beraksi lebih jauh hanya sekedar karena kita lebih 'peduli'. Mempunyai lingkungan sosial dengan kepedulian yang sama akan sangat mendorong semangat pribadi untuk bergerak, dan tentunya membuka kesempatan untuk berbagai kolaborasi inisiatif yang memungkinkan.

3. Fokus ke Solusi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun