Mohon tunggu...
Elcia Kayisa
Elcia Kayisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jakarta

99's

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hujan Kabut di Puncak Gunung Gede

19 Mei 2022   00:20 Diperbarui: 19 Mei 2022   00:23 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung Gede merupakan sebuah gunung api bertipe stratovolcano yang berada di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Gede berada dalam ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango, yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. 

Gunung ini berada di dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Cianjur dan Sukabumi, dengan ketinggian 1.000 - 2.958Mdpl. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun.

Desember 2021, Gunung Gede menjadi saksi sejarah sebagai my first summit. Berawal dari ajakan teman, saya memberanikan diri untuk mengiyakan ajakannya. 

Sebagai pemula, kami berdua memutuskan untuk naik gunung dengan mengikuti opentrip. Meskipun Gunung Gede banyak dibilang merupakan pendakian cocok untuk pemula, bagi saya tetap saja dibutuhkan tenaga dan usaha keras.

Meeting point kami adalah Stasiun Bogor. Sekitar pukul 11 malam, kami berangkat dari Bogor menuju basecamp Putri. Jarak yang kami tempuh kira-kira 2 jam perjalanan. 

Setibanya di basecamp Putri kami menuju rumah warga yang sudah disewa sebagai tempat peristirahatan. Perjalanan naik gunung akan dimulai besok pagi.

Pagi kami bangun untuk bersiap dan sarapan. Sebelum memulai mendaki, kami diberikan arahan dan berdoa terlebih dahulu untuk keselamatan saat pendakian. Sekitar jam 10 pagi, kami menuju ke pos pertama yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari lokasi kami menginap.

Tujuan pertama perjalanan hari ini adalah alun-alun Surya Kencana. Kami mulai mendaki dengan ditemani kebun teh milik warga. Setiap 10 menit perjalanan saya selalu minta istirahat, karena rasanya kaki itu berat dan lelah. Saya berada diposisi paling belakang rombongan. 2 jam perjalanan kami berhenti untuk makan berat dan istirahat.

Saat itu saya merasa perut tidak sehat sehingga hanya makan cemilan. Diam sejenak sambil menikmati suasana hijau pepohonan dan ramainya pendaki lain. Teman saya diberi tahu bahwa ada 3000 orang yang mendaki pada saat itu, pantas saja.

Selesai makan, kami melanjutkan ke pos berikutnya. Tidak lama dari itu, hujan turun. Kami berhenti untuk memakai jas hujan. Lalu melanjutkan perjalanan dengan hati-hati agar tidak terpeleset. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun