Mohon tunggu...
Elba Rahma Zulhadidjah
Elba Rahma Zulhadidjah Mohon Tunggu... -

Seorang Mahasiswa Biologi Universitas Indonesia. Hobby berbisnis, membaca buku biografi dan menonton TED Talks! Salam Kenal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Biota Laut: Udang Windu Bisa Menjadi Tema Pesta Tahun Baru 2019 Millenials? Why Not?

15 Desember 2018   15:08 Diperbarui: 15 Desember 2018   15:44 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo millenials! Gak kerasa yah sudah ada di penghujung tahun 2018 :) Apa millenials sudah mencium bau-bau libur akhir tahun? Atau jangan-jangan udah punya persiapan dengan keluarga, teman, pacar, ataupun inner circle kalian untuk menyambut malam tahun baru 2019? Nah pas banget nih buat para millenials yang masih bingung bin galau sama tema yang mau diangkat untuk pesta malam tahun baru tapi tetep mau ngide tema yang paling teranti-mainstream dari tahun sebelumnya? Aku punya rekomendasi nih, gimana kalo pesta kalian bertemakan pesta udang windu! Nah penasaran kan sama tema si udang windu? Apa cuma barbequan udang windu terus dimakan? Gitu aja ya? Jawabannya ya jelas enggak lah! Hehe nah sebelum ngejelasin tema pesta udang windu ada baiknya kita kenalan dulu nih sama si objek yang mau kita jadiin tema ;)

Udang windu dengan bahasa inggris Giant tiger shrimps dan bahasa latin Penaeus monodon menyukai perairan dengan tekstur dasar lumpur dan pasir. Oleh karenanya, hutan mangrove yang memiliki dasar perairan berupa lumpur, merupakan habitat yang paling disukai oleh jenis udang, karena jejaring makanan (food web) yang tidak pernah putus menjadikannya sebagai tempat (niche) yang sangat baik untuk berlindung, tempat bertelur dan tempat mencari makan. Distribusi udang windu secara alami berkisar dari Indonesia sampai Samudera Pasifik, pantai Afrika, Semenanjung Arab, seluruh Asia Tenggara, sampai ke Laut Jepang (Pratiwi 2008: 13; FAO 2018: 3).

Secara morfologi udang windu dibedakan menjadi sambungan kepala-dada (cephalothorax), perut (abdomen) dan ekor (telson). Seluruh anggota badan terdiri dari ruas-ruas (segmen) yang keseluruhannya berjumlah 19 ruas, bagian cephalothorax terdiri dari kepala 5 ruas dan dada 8 ruas, serta bagian perut 6 ruas (Gambar 1). Keseluruhan tubuhnya ditutupi oleh kerangka luar yang disebut dengan eksoskleton dan terbuat dari khitin. Kerangka tersebut mengeras, kecuali pada sambungan-sambungan antar dua ruas (Pratiwi 2008: 18).

g-5c14bc99ab12ae76af55c952.jpg
g-5c14bc99ab12ae76af55c952.jpg
Udang windu tidak menyukai cahaya terang dan bersembunyi di lumpur pada siang hari, bersifat kanibal terutama dalam keadaan lapar dan tidak ada makanan yang tersedia, mempunyai ekskresi amonia yang cukup tinggi dan untuk pertumbuhan diperlukan pergantian kulit (moulting). Pada saat proses pergantian kulit baru inilah udang tumbuh dengan pesat dan menyerap air lebih banyak sampai kulit luar yang baru mengeras. Pergantian kulit merupakan indikator dari pertumbuhan udang, semakin cepat udang berganti kulit berarti pertumbuhan semakin cepat pula. Semua udang memiliki sifat alami yang sama, yakni aktif dalam kondisi gelap (nocturnal), baik aktifitas untuk mencari makan dan reproduksi (Juliadi 2012: 6 -- 8).

Beberapa indera yang digunakan udang untuk mendeteksi makanan adalah penglihatan (sight), audiosense, thermosense dan chemosense. Chemosense atau Chemoreseptor merupakan alat yang paling peka untuk mendeteksi pakan. Udang dalam mencari makanan lebih mengandalkan indera perasa dengan bantuan antenna flagella, rongga mulut, kaki jalan, dan carapace. Alat chemoreseptor pada crustacea bersifat sensitif dalam memberikan respon untuk bahan-bahan kimia sebaik terhadap temperatur dan pH (Juliadi 2012: 6 -- 8).

Ancaman bagi udang windu di alam tidak terlalu besar. Karena sifatnya yang kanibal, maka predator udang windu yaitu ikan dan teman dari udang windu itu sendiri. Udang windu akan memakan temannya jika tidak ada sama sekali cadangan makanan. Saat ini, banyak ditemukan tempat tambak atau budidaya udang karena manfaat dan keuntungan yang ditawarkan sangat menjanjikan sehingga ketersediaan udang windu di tambak selalu ada (live stock). Adapun ancaman yang dapat terjadi pada pertambakan udang antara lain, udang yang terserang penyakit white spot (WSD) akibat baculovirus (FAO 2018: 3).

Oke, setelah kalian sudah membaca apa itu udang windu, distribusinya, habitatnya, adaptasi di alam, cara makannya, serta ancaman yang dihadapi saat ini, sesuai janjinya aku akan memberikan tips and trik gimana biar tema pesta tahun baru kamu berkesan dengan mengangkat tema udang windu!

  1. BBQ! Kalian bisa banget barbequean seafood pada malam tahun baru dan yang pasti hidangan utamanya kali ini adalah udang windu barbeque!
  2. Kostum! Jangan lupa pakai kostum bertemakan udang windu untuk setiap personel dari kalian yang akan mengikuti pesta supaya makin kerasa feel tema pestanya! Ohya jangan lupa buat challenge kostum udang windu! yang termirip dengan aslinya dia yang menang! Hehe
  3. Dekorasi! Dekor segala sudut dari tempat yang kalian jadikan pesta dengan tema udang windu, bisa pakai balon udang, gambar, lukisan, ataupun banner bertemakan udang!
  4. Games! Nah ini nih yang paling penting! Sediakan doorprize dan games bertemakan udang windu. Materi gamesnya bisa banget diliat dari artikel yang tadi udh ku tulis diatas :)
  5. Musik dan lampu! Yash jangan lupaa ya sertakan musik dan lampu di dalam pestamu biar makin meriah dan seru!
  6. Cetak twibbon udang windu kalian! Buat twibbon insta tentang udang windu dan  sertakan juga caption menarik mengenai udang windu! Setelah itu abadikan momen kalian dan bikin story ataupun feed instagram kalian dengan pesta malam tahun baru yang anti-mainstream ini! Hehe :)

Okedeh mungkin ini beberapa tips buat bikin malam tahun baru kalian makin seru! Nah gimana nih menurut kalian tipsnya? Kalau kalian punya ide yang lebih baik lagi bisa banget di tambahin di kolom kmentar! Terimakasih sudah membaca tulisanku sampai habis readers kompasiana! Selamat Tahun Baru 2019!  

DAFTAR ACUAN

Food and Agricultural Organization of the United Nation. 2018. Cultured Aquatic Species Information Programme: Penaeus monodon. 13 hlm.       www.fao.org

Juliadi. 2012. Pengaruh Pemberian Kombinasi Pakan Pelet dengan Pakan Buatan terhadap Pertumbuhan Udang Windu (Penaeus monodon Fab.). Skripsi FKIP Universitas   Muhamadiyah Purwokerto: 55 hlm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun